1585: Cardinal Richelieu, yang memerintah Perancis
sebagai menteri utama Raja Louis XIII dari tahun 1624 sampai 1642; ia
meletakkan dasar absolutisme kerajaan di Prancis dan keunggulan Prancis
di Eropa.
Richelieu, via commons.wikimedia.org |
1737: Luigi Galvani, dokter Italia yang eksperimennya dengan “listrik hewan” membawa penemuan baterai oleh Alessandro Volta.
Luigi Galvani, via tl.wikipedia.org |
1823: Joseph Leidy, naturalis yang memelopori penelitian fosil Amerika Utara.
Leidy, via www.geol.umd.edu |
1923: D. Carleton Gajdusek, peneliti biomedis dan dokter yang mendapat Nobel 1976 atas penelitiannya tentang penyakit kuru.
Gajdusek, via www.nndb.com |
1949 - Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia ke-6
SBY muda, dbagus.com |
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab dengan SBY ini adalah presiden
Republik Indonesia keenam dan merupakan presiden pertama yang dipilih secara
langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20
September 2004. SBY adalah anak tunggal
dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari
ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti
Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Pendidikan
Sekolah Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi
SBY.
Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal
dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa
Tengah. SBY kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Pacitan.
Sejak kecil, SBY bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir
tahun 1968. Namun karena beberapa hal, baru pada tahun 1970, SBY masuk Akabri di Magelang,
Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu
angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo
Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat
menonjol. Terbukti, ketika dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri
1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya. Seusai
menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY kemudian masih melanjutkan
study militernya dengan pergi belajar ke beberapa universitas militer
ternama.
Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai
Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi
Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun
1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam
berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara
(airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan
Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II
Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad)
tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor
Timur. Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81
Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai
Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan
Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD
(1981-1982).
Selanjutnya, SBY dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana
(1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum
mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di
Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat
menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan
TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD
Jenderal Edi Sudradjat. Ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, SBY
ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri)
Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Ada banyak sekali jabatan militer
yang kemudian dijabat oleh SBY, puncaknya adalah ketika dia dipercaya
bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).
SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military
Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi
genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan
Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah
kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya
(1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus
Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan
pensiun lebih dini dari militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat
sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama masa pemerintahan
Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, Gus Dur memintanya menjabat
Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati
mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam dalam Kabinet
Gotong-Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari
jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih
leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi
puncak kepemimpinan nasional. Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara
langsung untuk pertama kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla
meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di
atas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 Susilo Bambang
Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia ke-6.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
sumber : http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/
1985 - Liliyana Natsir, atlit nasional bulutangkis indonesia
Liliyana, via duaribuan.wordpress.com |
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Lilyana_Natsir
http://namafb.com/2011/08/26/ultah-selebritis-9-september-famous-birthday/
http://www.kembangpete.com/2014/09/08/tokoh-besar-dunia-yang-lahir-pada-9-september/
No comments:
Post a Comment