Friday, November 9, 2018

Ini Dia Beberapa Geopark yang Ada di Indonesia, 4 Diantaranya Diakui Dunia.

Bahasan kita masih diseputaran Geopark ya. Entah kenapa excited sekali saya membahas yang satu ini, mungkin karena ada kaitannya dengan ilmu yang pernah saya pelajari dulu waktu kuliah, meskipun hanya sedikit. Lagi pula, jujur, Geopark ini merupakan istilah baru bagi saya yang menyukai hal-hal baru.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Geopark (taman bumi) merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan suatu kawasan secara berkelanjutan yang memadu-serasikan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity) yang dikemas sedemikian rupa dengan salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan ekonomi lokal lewat geowisata. Geopark ini berawal dari organisasi non-profit di Eropa (Europe Geopark Network - EGN) hingga jadi program dari organisasi dunia UNESCO-PBB yang diberi nama GGN (Global Geopark Network) atau Jaringan Geopark Dunia. Kini GGN UNESCO telah memiliki ratusan Geopark terdaftar yang tersebar di seluruh dunia. Geopark terbanyak berada di Republik Rakyat Tiongkok.

Untuk menjadi bagian dari Jaringan Geopark Dunia harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh UNESCO, diantaranya adalah kawasan tersebut sudah masuk dalam Jaringan Geopark di negaranya dengan memiliki batas-batas yang ditetapkan oleh pemerintah setempat dengan jelas dan memiliki kawasan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal serta minimal ada tiga kegiatan yang berlangsung yaitu konservasi, pendidikan, dan geowisata. Syarat-syarat lainnya adalah pengenalan geopark melalui pendidikan ke sekolah-sekolah sudah harus dila­kukan secara merata kepada masyarakat di sekitar Kawasan Geopark. Panel informasi-edukasi harus sudah terpasang di sejumlah lokasi baik di geo-area maupun di geosite. Pe­masaran dan konsep promosi yang berskala internasional. Jika semua persyaratan terpenuhi, pemerintah akan mengajukan kawasan ini kepada UNESCO untuk dimasukkan dalam daftar Jaringan Geopark Dunia. Selanjutnya, pada pertemuan rutin yang diadakan oleh UNESCO setiap tahunnya, barulah akan diumumkan suatu wilayah yang diajukan layak atau tidak masuk ke dalam Jaringan Geopark Dunia (Global Geopark Network).

Selain memiliki alam yang indah, masing-masing daerah di Indonesia juga memiliki ragam peristiwa geologi yang menarik untuk dipelajari. Kekayaan sumber daya alam yang tersimpan di perut bumi pertiwi ini merupakan salah satu kekayaan dari peristiwa geologi yang bisa kita nikmati. Didukung pula dengan beragam seni dan budaya serta sejarah yang melekat ditiap-tiap daerahnya. Dasar ini pulalah yang pemerintah jadikan dasar untuk terus mendukung daerah-daerahnya agar masuk dalam daftar GGN UNESCO. 

Salah satu keuntungan masuknya daerah dalam Jaringan Geopark Dunia adalah terjaganya kelestarian situs hingga peningkatan kunjungan wisata sehingga berdampak pada ekonomi warga setempat. Karena UNESCO juga akan ikut mempromosikan geopark yang masuk dalam daftar GGN nya sebagai destinasi yang sudah bertaraf internasional. Serta, memberikan standar-standar untuk menjaga dan merawat geoparknya.
Komite Nasional Geopark Indonesia
Indonesia memiliki banyak taman bumi atau Geopark yang tergabung dalam Indonesia Geopark Network (IGN) atau Jaringan Geopark Indonesia. Websitenya adalah geoparks.or.id yang langsung dikelola oleh Komite Nasional Geopark Indonesia, sebuah wadah koordinasi, sinergi, dan sinkornisasi berbagai lembaga pemerintahan baik pusat, provinsi maupun daerah serta pemangku kepentingan dalam rangka penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan, pengelolaan, serta pembinaan dan pengawasan Geopark. Bahkan, empat Geopark yang ada di Indonesia sudah diakui keberadaannya oleh GGN UNESCO. Berikut kita ulas secara singkat daftar Geopark yang ada di Indonesia.

1. Gunung Batur (Bali)
Geopark Gunung Batur terletak di provinsi Bali. Dan ini merupakan Geopark pertama Indonesia yang masuk dalam daftar GGN UNESCO. GGN UNESCO menetapkan kawasan Gunung Batur sebagai bagian dari Jaringan Geopark Dunia dalam pertemuan The 11th European Geoparks Conference yang diadakan di Arouca, Portugal, pada 19 –21 September 2012 lalu. Bali sangat kental dengan adat dan budayanya, didukung oleh alam indah dengan fenomena geologi yang menawan, sangat wajar bila Gunung Batur menjadi geopark pertama Indonesia yang diakui dunia.
Geopark Batur, via google
2. Gunung Sewu (Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur)
Geopark Gunung Sewu merupakan bentangan pegunungan Karst yang terbentang di tiga provinsi di wilayah selatan pulau Jawa. Ia adalah Gunung Kidul (DIY), Pacitan (Jawa Timur), dan Wonogiri (Jawa Tengah). Kawasan Gunung Kidul memang menjadi laboratorium alam bagi mahasiswa ilmu kebumian baik dari kampus sekitaran Jogja maupun di luar Jogja, gejala-gejala geologi seperti singkapan lapisan batuan sedimen, batuan beku, gunung api purba, aliran sungai purba hingga sungai bawah tanah bisa kita temui di sini. Gunung Sewu masuk dalam daftar GGN UNESCO pada tahun 2015 dalam The 14th Asia-Pacific Geoparks Network San’in Kaigan Symposium, yang berlangsung pada 15-20 September 2015 di Tottory City, Jepang.
Gunung Sewu Global Geopark, gambar : google

3. Ciletuh Pelabuhanratu (Jawa Barat)
Kawasan Geopark Ciletuh Pelabuhanratu terletak di Sukabumi, Jawa Barat. Kawasan Geopark ini terdiri dari beberapa air terjun, gunung, sungai hingga pantai. Ciletuh ditetapkan sebagai Geopark UNESCO dalam sidang Executive Board UNESCO ke-204 di Prancis pada april 2018 lalu. Geopark Ciletuh juga merupakan tempat Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng yang berfungsi sebagai area perlindungan untuk satwa liar yang dilindungi yaitu penyu (Chelonia mydas dan CheloniaImbricata), Banteng (Bosjavanicus), dan menjangan (Muntiacus muntjak). Selain itu juga di jumpai hewan lainnya seperti Macan tutul, Raptor (elang laut, elang ularbido, dan elang brontok), Surili, Julang emas dan Rangkong badak, Owa Jawa, Lutung Jawa, Kera ekor panjang; Babi hutan, Musang, Tupai, Biawak, Ular, Ayam hutan, dan aneka jenis burung. Di kawasan ini didiami oleh masyarakat dengan budaya sunda yang melekat erat serta tradisi-tradisi dan acara-acara rakyat.
Geopark Ciletuh Pelabuanratu, gambar : google
4. Rinjani (NTB)
Sama halnya dengan Ciletuh, Geopark Rinjani yang berada di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat ini juga ditetapkan sebagai Geopark Dunia dalam sidang Executive Board UNESCO ke-204 di Prancis pada april 2018 lalu. Siapa yang tidak kenal Rinjani, gunung api aktif milik provinsi NTB ini memiliki segudang keindahan alam serta sejarah dan geologi yang kuat dan mendalam. Kawasan Geopark Rinjani ini mencakup separuh bagian pulau lombok bagian utara (Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur). Tradisi Ngayu-ayu Tirta di Lembah Sembalun, tradisi Mulang Pekelem di danau Segara Anak, Kampung Tradisional Sembalun dan situs-situs lainnya yang lahir dari kebudayaan setempat seperti Masjid Beleq Bayan, Masjid Kuno Gumantar merupakan bagian dari budaya (culturaldiversity) yang bisa kita temui di kawasan geopark ini.
Rinjani Geopark, via google
5. Kaldera Toba (Sumatera Utara)
Geopark Kaldera Toba terletak di provinsi Sumatera Utara. Geopark inilah yang sedang diusahakan oleh tim dan pemerintah Indonesia agar masuk dalam GGN UNESCO. Sebelumnya Kaldera Toba berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Nomor: 20/KEP/D.PDP/III/2012 tanggal 25 Maret 2012 telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional Indonesia. Kaldera Toba merupakan suatu gejala geologi terdahsyat yang pernah tercatat. Toba pada puluhan ribu tahun yang lalu merupakan sebuah gunung api aktif, peneliti menyebutnya Toba Supervolcano, dan kemudian mengalami erupsi besar-besaran pada 74.000 tahun yang hingga mempengaruhi iklim dunia, menyebabkan kepunahan makhluk hidup pada zamannya. Setelah memuntahkan apa yang ada didalamnya, terbentuklah cekungan besar yang disebut kaldera hingga menjadi danau toba seperti sekarang ini. 
Kaldera Toba Geopark, via google

6. Merangin (Jambi)
Kawasan Geopark Merangin terletak di provinsi Jambi, tepatnya di Kabupaten Merangin, disebelah barat sejauh kurang-lebih 280an km dari kota Jambi. Geopark yang terdiri singkapan bebatuan disepanjang sungai, ada juga air terjun dan goa ini sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional pada tahun 2010 lalu. Lalu pada 2014 sudah diajukan untuk masuk dalam GGN UNESCO namun ditolak karena ada beberapa persyaratan yang belum lengkap, tahun berikutnya pada 2015 Geopark Merangin kembali diajukan ke UNESCO dan belum mendapat jawaban hingga saat ini.
Geopark Merangin, via google


7. Belitong (Bangka Belitung)
Geopark Belitong terletak di provinsi Bangka Belitung, tersebar di kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Kawasan Geopark ini hampir mirip dengan kawasan Geopark Natuna yang baru akan diajukan. Hamparan pantai indah, beserta batuan granit berusia jutaan tahun menjadi unggulan di kawasan geopark ini. Ada juga lokasi bekas tambang timah. Belitung yang merupakan jalur timah purba sampai saat ini merupakan daerah penghasil timah nasional yang dikelola oleh PT. Timah. Belitung ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada November 2017 oleh Kemenko Maritim dalam seminar Nasional Geopark.
Geopark Belitong, sumber gambar : google

8. Raja Ampat (Papua Barat)
Raja Ampat dikenal sebagai kawasan wisata baru Indonesia sejak beberapa tahun silam. Terletak di Kabupaten Raja Ampat provinsi Papua Barat dengan ibukotanya adalah Waisai. Keindahan alam Raja Ampat dengan 610 pulaunya serta ragam budaya dan khasnya menjadikan wilayah Raja Ampat memenuhi persyaratan untuk ditetapkan menjadi kawasan Geopark Nasional pada tahun 2017 oleh Kemenko Maritim dalam seminar Nasional Geopark Belitung pada november 2017.
Geopark Raja Ampat, gambar : google
9. Tambora (Nusa Tenggara Barat)
Geopark Tambora juga termasuk dalam "lima serangkai" geopark nasional yang ditetapkan oleh Kemenko Maritim pada november 2017 lalu. Dengan begini, NTB memiliki 2 geopark yang salah satunya sudah diakui oleh UNESCO. Tambora merupakan gunung yang berada di pulau Sumbawa provinsi NTB, gunung yang berlubang ditengahnya ini merupakan hasil letusan dahsyat gunung api Tambora pada masa lampau yang biasa disebut dengan kaldera. Letusan dahsyat yang pernah terekam sejarah ini terdengar hingga Batavia (Jakarta), Bangka dan Makassar yang jaraknya ribuan km dari pusat letusan. Juga menyebabkan beberapa kepunahan makhluk hidup bahkan budaya. Bahkan efek dari letusan gunung Tambora ini sampai hingga perubahan iklim di Eropa.
Geopark Tambora, via google

10. Maros Pangkep (Sulawesi Selatan)
Kawasan Maros Pangkep ini lebih dikenal dengan daerah karst dan memiliki sinkhole yang besar. Selain itu, geopark yang masuk dalam wilayah provinsi Sulawesi Selatan ini juga merupakan rumah bagi beberapa flora dan fauna, salah satunya adalah beragam jenis kupu-kupu sehingga disebut dengan Kingdom of Butterfly. Gua-gua karst yang ada juga menyimpan jejak-jejak kehidupan manusia prasejarah. Maros Pangkep termasuk dalam "lima serangkai" kawasan yang ditetapkan menjadi geoparks Nasional pada seminar nasional di Belitung dengan predikat nilai C yang berarti lulus dengan beberapa rekomendasi.
Geopark Maros - Pangkep, via google

11. Bojonegoro (Jawa Timur)
Geopark Bojonegoro yang terletak di Jawa Timur ini memiliki keunikan fenomena geologi yakni batuan reservoir yang termasuk dangkal, berkisar antara 100 meter di bawah permukaan tanah. Ini menjadikan wilayah Bojonegoro menjadi lapangan minyak terdangkal di Indonesia. Saat saya kuliah dahulu, Bojonegoro merupakan "area wajib" untuk didatangi saat kuliah ataupun study lapangan. Singkapan-singkapan batuan yang ada mewakili petroleum system, terdapat juga kawasan antiklin di daera Kawengan, serta jejak-jejak fosil banyak ditemukan di geopark ini. Selain itu, ada juga suku yang dikenal dengan Masyarakat Samin. Ini merupakan keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, dimana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap belanda dalam bentuk lain diluar kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menolak segala aturan yang dibuat pemerintah kolonial. Kawasan Bojonegoro ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada november 2017 dengan nilai D, artinya ada beberapa hal yang harus dipenuhi, untuk tahun depan ditinjau kembali.

Geopark Bojonegoro, via google
Itu dia daftar Geopark / Taman Bumi yang ada di Indonesia dimana empatnya sudah diakui oleh UNESCO. Sementara Taman Bumi yang masuk dalam Jaringan Geopark Nasional Indonesia ada tujuh geopark daerah yang sudah bersertifikat Nasional, dua dari tujuh geopark (Kaldera Toba dan Merangin) tersebut sedang dalam proses pengajuan untuk didaftarkan masuk dalam Jaringan Geopark Dunia, bahkan Geopark Belitung yang baru diangkat menjadi Geopark Nasional pada 2017 lalu juga mendapat perhatian khusus pemerintah untuk diajukan menjadi Geopark Global. Sementara Indonesia memiliki puluhan situs geoheritage yang berpotensi untuk menjadi Geopark Nasional. Termasuk Natuna.
Potensi Geopark di Indonesia
 






sumber :
http://www.geoparks.or.id/id/
https://alamendah.org/2012/09/25/gunung-batur-bali-geopark-pertama-di-indonesia/
https://travel.detik.com/travel-news/d-3976588/bangga-indonesia-kini-punya-4-unesco-global-geopark
http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/earth-sciences/unesco-global-geoparks/list-of-unesco-global-geoparks/indonesia/ 
https://djangki.wordpress.com/2016/02/12/geopark-merangin-dari-jambi-untuk-dunia/ 
http://scalatoba.blogspot.com/2017/04/mengenal-geopark-nasional-kaldera-toba.html
https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/5-destinasi-sabet-gelar-taman-nasional-geopark-di-indonesia/

Friday, November 2, 2018

Geopark : Sejarah Singkat, Pengertian, dan Kaitannya dengan Natuna

Beberapa waktu ini postingan-postingan tentang "Geopark Natuna" kerap mengisi beranda dibeberapa akun media sosial saya, terutama oleh para penggiat wisata di Natuna. Memang, beberapa tahun ini seiring dengan perkembangan berbagai aplikasi media sosial, para penggiat wisata di Natuna gencar sekali mempromosikan Natuna melalui beragam aplikasi ini, baik dengan video, gambar, maupun narasi tulisan-tulisan epik yang dipublikasikan di Facebook, Instagram, YouTube sampai Blog. Bentangan alam yang indah membuat Natuna memiliki banyak tempat wisata. Didorong akan hal itu, pemerintah juga memiliki program untuk memajukan wisata daerah. Menjadikan Natuna sebagai tujuan baru wisata di Indonesia. Ditambah lagi, Natuna kerap mendapat "endorsement gratis" dari para pejabat negara hingga program-program TV nasional.

Tercatat, presiden SBY pernah transit ke Natuna selama beberapa jam dalam perjalanan kenegaraannya dari Jakarta ke Hanoi, Vietnam pada 2008, pak Wapres Jusuf Kalla (era SBY) ke Natuna saat meresmikan Masjid Agung terbesar di Kepulauan Riau ini beberapa tahun silam. Presiden Jokowi juga tak ingin ketinggalan menjejakkan kaki di bumi bertuah ini. Panglima TNI Gatot Nurmantyo menginjakkan kaki di Natuna beserta para Gubernur seluruh Indonesia dalam latihan gabungan besar-besaran TNI tahun 2017. Menteri Susi, ia merupakan pejabat negara yang sering seliweran di Natuna, juga "membantu" promosi tentang Natuna terutama hasil lautnya. Sampai ustadz kondang Abdul Somad juga pernah menyampaikan tausiyah akbarnya di bumi Laut Sakti Rantau Bertuah ini. Program-program TV Nasional bertema jalan-jalan juga ambil bagian mempromosikan Natuna. Terakhir, yang paling kece adalah film Jelita Sejuba yang hampir seluruh adegannya mengambil tempat di wilayah pulau Bunguran, Natuna. Semua ini menjadikan Natuna lebih dikenal oleh masyarakat luar. Dulu, saya pernah merasakan sulitnya menjelaskan tentang kampung saya ini kepada teman-teman saat kuliah di Jogja beberapa tahun lalu. Sekarang, alhamdulillah, sudah tak perlu panjang lebar lagi menjelaskannya.

Baca : Review Film Jelita Sejuba

Bentangan alam Natuna yang indah ini terdiri dari dari pantai-pantai berpasir putih yang terhampar di sepanjang tepian pulau, daerah pegunungan dengan air terjunnya, daerah mangrove, hingga pulau-pulau kecil dengan kekayan bawah laut yang menawan. Bebatuan granit raksasa yang bertumpuk di beberapa titik seakan menyempurnakan keindahan alam di ujung perbatasan Indonesia ini. Berangkat dari situ pulalah, dengan berbagai kajian dan penelitian, serta menyelaraskan berbagai program pemerintah. Akhirnya Natuna diusulkan untuk ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional, tapi udah tau belum apa itu Geopark?

Pengertian Geopark
Secara bahasa, Geopark merupakan gabungan dari 2 kata, Geo yang berarti Bumi, dan park yang berarti Taman, secara harfiah berarti Taman Bumi. Secara terminologi, Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya (source)

Sejarah Geopark ini bermula dari Eropa, tujuannya adalah untuk melindungi warisan geologi yang berada di negara-negara Eropa oleh organisasi non pemerintah bernama EGN (Europe Geopark Network) pada tahun 2001. Selanjutnya, keberadaan Geopark oleh Badan dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dikembangkan dan difasilitasi dengan membentuk organisasi GGN (Global Geopark Network) pada tahun 2004 agar mampu menampung anggota lebih banyak lagi dari negara-negara yang ada di dunia. 
GGN UNESCO
Pengertian Geopark menurut GGN UNESCO (2004) adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding) - termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya - dimana masyarakat setempat diajak berperan-serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Tujuan lainnya adalah untuk mengambil manfaat, menggali, menghargai dan mengembangkan warisan geologi tersebut, juga untuk pendidikan dan ilmu kebumian secara luas.

Geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan suatu kawasan secara berkelanjutan yang memadu-serasikan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity). Dalam pengembangannya konsep ini berpilar pada aspek Konservasi, Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Penumbuhan Nilai Ekonomi Lokal (geowisata).

Pengertian Geopark bedasarkan yang dijelaskan di dalam Guideline and Criteria Geopark GGN UNESCO dapat dipahami melalui beberapa aspek seperti:

  1. Sebagai Suatu KawasanGeopark merupakan sebuah kawasan yang berisi aneka jenis unsur geologi yang memiliki makna dan fungsi sebagai warisan alam. Di kawasan ini dapat diimplementasikan berbagai strategi pengembangan wilayah secara berkelanjutan, yang promosinya harus didukung oleh program pemerintah. Sebagai kawasan, Geopark harus memiliki batas yang tegas dan nyata. Luas permukaan Geopark-pun harus cukup, dalam artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana aksi pengembangannya.
  2. Sebagai Sarana Pengenalan Warisan Bumi. Geopark mengandung sejumlah situs geologi (geosite) yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan, keindahan (estetika), dan pendidikan. Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budaya.
  3. Sebagai Kawasan Lindung Warisan Bumi. Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan Bumi. Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.
  4. Sebagai Tempat Pengembangan Geowisata. Objek-objek warisan Bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu pilihan. Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi.
  5. Sebagai Sarana Kerjasama yang Efektif dan Efisien Dengan Masyarakat Lokal. Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan Bumi kepada mereka. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif didalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.
  6. Sebagai Tempat Implementasi Aneka Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Didalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari kerusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan. Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi tepat-guna.

--------

Natuna Menjadi Kawasan Geopark
Dibalik keindahan alamnya, ternyata Natuna juga menyimpan sejuta rahasia yang masih terpendam. Dan itu hanya menunggu waktu, sedikit usaha dan kerjasama agar rahasia-rahasia tersebut bisa terungkap. Meski sebagai orang yang lahir di Natuna, saya hanya mengetahui beberapa hal saja tentang pulau mungil di tengah lautan China Selatan ini. Selain kaya akan objek wisata alamnya, saya mengetahui bahwa Natuna pada zaman dahulu merupakan pulau singgah bagi para pelayar pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit ketika hendak menuju negeri Tiongkok, pun sebaliknya. Dari segi sejarah yang lain, wilayah kepulauan Natuna yang dahulu dikenal dengan Pulau Tujuh merupakan bagian yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Riau Lingga sehingga pada saat Indonesia merdeka wilayah Natuna berada dalam regional Sumatera, meski secara geografis sangat dekat dengan Kalimantan. Di segi budaya, Natuna memiliki beragam kesenian dan olahraga tradisional, seperti Mendu, Pantun, Alu, Hadrah, Ayam Sudur, dan permainan Gasing. Dari segi ilmu pengetahuan dan kekayaan alam, saya juga mengetahui bahwa Natuna memiliki cadangan gas alam terbesar di Indonesia yang memerlukan teknologi mutakhir untuk mengeksplorasinya, yah ini pula yang mendasari saya melanjutkan studi tentang ilmu kebumian setelah SMA. 
Batu Sindu dan Pulau Senua, salah satu situs Geopark Natuna

Kekayaan-kekayaan di wilayah Natuna yang dikelilingi oleh 4 negara-negara ASEAN ini secara perlahan-perlahan mulai terekspos hingga keluar. Dan Natuna mulai dilirik hingga akhirnya diusulkan untuk menjadi kawasan Geopark Nasional. Hal ini mulai santer diberitakan dari beberapa bulan lalu. Setelah pada tahun 2017 telah diadakan kajian penggalian potensi yang ada di Natuna. Usulan ini juga merupakan salah satu dari program Kementrian Luar Negeri yang bernama SIDI (Small Islands Development Initiatives) yang bertujuan untuk mengembangkan pulau-pulau kecil di dekat perbatasan. Dalam mendukung program ini, Kemenlu juga menggandeng Badan Geologi Kementrian ESDM yang juga memiliki program mewujudkan pembangunan berkelanjutan di wilayah perbatasan.

Pengembangan potensi Geologi di Kepulauan Natuna yang kaya akan sumber daya alam dan punya banyak keragaman geologi akan bisa menjadi pondasi dasar geowisata dan pembangunan berkelanjutan. Kita mengetahui bahwa Natuna memiliki banyak situs geologi yang bisa dimanfaatkan dan masuk dalam kriteria untuk dijadikan kawasan Geopark Nasional. Kekayaan laut Natuna juga masuk dalam perhitungan untuk dikembangkan menjadi Geopark maritim. Selain itu Natuna juga memiliki beragam budaya khas yang sudah saya sebutkan di atas. Dari segi sejarah, Natuna merupakan wilayah penting dalam jalur rempah-rempah Nusantara, mulai dari zaman kerajaan hingga zaman penjajahan. Zaman kemerdekaan setidaknya ada 2 peristiwa sejarah besar Nasional yang terjadi di Natuna, yaitu tenggelamnya kapal Djajat milik Soekarno dan jatuhnya pesawat Kashmir Prince yang membawa peserta Konferensi Asia Afrika tahun 1965 di Bandung. Kesemua ini telah mencukupi kriteria-kriteria untuk ditetapkannya Natuna sebagai kawasan Geopark.
Kawasan Taman Batu Alif, salah satu situs geopark di Natuna
Beberapa Lembaga Negara dan Pemerintah bersinergi untuk menjadikan Natuna sebagai kawasan Geopark, ada kementrian luar negeri, kementrian ESDM, dan para pakar dari Universitas Padjajaran Bandung. Program yang digalakkan oleh ketiga instansi lintas sektoral tersebut rupanya sudah menjadi referensi kerja sama bagi Asosiasi Negara-Negara di Lingkar Samudra Hindia (IORA) dan lokakarya Laut China Selatan sejak 2016. Instansi dan lembaga lain yang turut serta dalam pengembangan Natuna menjadi kawasan Geopark adalah Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kemenko Kemaritiman, dan Badan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten Natuna sendiri. 

Sebagai bagian dari kawasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 1, Natuna menjadi aset penting negara. Dengan segala dinamika yang terjadi di Laut Natuna Utara sekaligus menunjang diplomasi maritim Indonesia. Maka  kawasan perbatasan termasuk perairan dan Kepulauan Natuna harus dijaga, dan dibangun dengan lestari serta ditumbuhkan sektor perekonomiannya bagi mewujudkan kesejahteraan daerah. Oleh karena itulah, penetapan Natuna sebagai kawasan Geopark dinilai sebagai langkah yang tepat.
4 Geopark Nasional yang diakui GGN UNESCO, via liputan6.com
Indonesia saat ini memiliki beberapa kawasan Geopark yang tersebar di seluruh penjuru kepulauan, 4 diantaranya sudah masuk dalam GGN UNESCO, yaitu Danau Batur (Bali), Gunung Sewu (Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), Gunung Rinjani (NTB), dan Ciletuh Pelabuhan Ratu (Jawa Barat). Saat ini, Indonesia pun juga sedang memperjuangkan Danau Toba ke dalam jaringan geopark kelas dunia tersebut. Situs Geopark Indonesia yang lain adalah Merangin (Jambi), dan Raja Ampat (Papua Barat). Beberapa tempat lain yang sedang diusulkan adalah Sangkulirang (Kalimantan Timur), Bromo (Jawa Timur), Dieng (Jawa Tengah) dan beberapa tempat lain yang ada di Indonesia, termasuk Natuna (Kep. Riau).
Beberapa Geopark yang ada di Indonesia, sumber geopark.id
Selain memperjuangkan wilayah Natuna untk masuk dalam jaringan Geopark Indonesia, target selanjutnya adalah menjadikan Natuna masuk dalam jaringan geopark dunia (GGN) UNESCO. Untuk menjadi anggota GGN UNESCO ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Wilayah tersebut sudah ditetapkan sebagai Geopark Nasional di negaranya dengan memiliki batas-batas yang ditetapkan oleh pemerintah setempat dengan jelas dan memiliki kawasan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal serta minimal ada tiga kegiatan yang berlangsung yaitu konservasi, pendidikan, dan geowisata. Sampai saat ini 35 Negara telah bergabung dalam GGN (Global Geopark Network) dengan jumlah Geopark yang paling banyak ada di negara China. Keuntungan lain dari suatu situs menjadi bagian dari Geopark UNESCO adalah terjaganya kelestarian situs dan meningkatnya kunjungan turis ke kawasan tersebut.

Mari kita dukung Natuna masuk dalam jaringan Geopark Nasional hingga masuk dalam GGN UNESCO! 

Natuna bisa! 






Sumber :
http://geoparks.id
https://www.kemlu.go.id/id/berita/berita-perwakilan/Pages/Menggali-Potensi-Natuna-sebagai-Geo-park-Dunia.aspx
https://koranperbatasan.com/menjadikan-natuna-geopark-nasional-dan-global-geopark-unesco-strategi-pengakuan-wilayah-kedaulatan-nkri/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/07/10/salah-satu-daerah-di-kepulauan-riau-ini-akan-dikembangkan-menjadi-geopark-dunia
https://www.kanal.web.id/2016/05/pengertian-geopark.html