Lambang PMI, via id.wikipedia.org |
Hari ini, 17 September, merupakan hari yang bersejarah dan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh relawan di Indonesia. Karena pada hari ini 70 tahun yang lalu Organisasi Perhimpunan yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan ini resmi dibentuk. Sebenarnya proses "Palang Merah" di Indonesia sudah ada sejak kependudukan Belanda sekitar tahun 1800an. Namun nama Palang Merah Indonesia itu sendiri secara resmi dibentuk pada tanggal 17 September 1945.
Peran PMI dalam masa Perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan Kemerdekaan sangat besar. Oleh karena itu, PMI tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa yang besar ini, berikut saya akan mencoba mengulas sejarah PMI dari masa ke masa yang saya himpun dari berbagai sumber.
Yuk!
Yuk!
Organisasi Kepalangmerahan sebenarnya sudah ada sejak tanggal 27 Oktober 1873, saat itu pemerintah Kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) yang kemudian namannya menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali pada tahun 1932 yang dipelopori oleh Dr. R.C.L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan
dengan membuat rancangan pembentukan PMI.
Rancangan tersebut mendapat
dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan
ke dalam Sidang Konferensi Nerkai pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah. Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak
kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu
mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang
kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.
Proses pembentukan PMI mendapat titik terang pada tanggal 3 September 1945 (17 hari setelah Kemerdekaan), saat itu Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan dr. Buntaran
Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk
menunjukan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia
adalah suatu fakta nyata setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus
1945. Pada tanggal 5 September 1945 Menteri Kesehatan dr. Buntaran
Martoatmodjo membentuk Panitia Lima yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder
Johan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala, untuk mempersiapkan
pembentukan Palang merah di Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 17 September, tepat satu bulan setelah Kemerdekaan RI, Palang Merah Indonesia secara resmi terbentuk dengan Drs. Mohammad Hatta sebagai Ketuanya. Tanggal ini juga yang kemudian ditetapkan sebagai HARI PALANG MERAH INDONESIA.
Markas Besar PMI, via pmibatam.org |
Perjalanan PMI berlanjut. Berhubung hanya boleh ada satu perhimpunan nasional, maka pada tanggal 16 Januari 1950
Pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya kepada
PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI
diwakili oleh dr. Bahder Djohan. Maka makin kuatlah organisasi ini di Indonesia. PMI terus bekerja melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya Pemerintah
Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16
Januari 1950 dan kelak makin dikuatkan dengan Keppres No. 246 tanggal 29 November
1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI.
Juga pada tahun yang sama (1950), tepatnya pada tanggal 15 Juni 1950, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah
Internasional (International Comitte of Red Cross : ICRC). Setelah itu, PMI diterima
menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang sekarang disebut Federasi
Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross : IFRC) pada
Oktober 1950.
Perkembangan PMI dari masa ke masa sangat signifikan. Peran PMI sejak dibentuk pada tahun 1945 sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia ini. Dan kini, PMI telah berdiri di masing-masing Provinsi, ada lebih dari 300 PMI tingkat Kabupaten, dan lebih dari 2600 PMI tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, serta lebih dari 1,5 juta relawan yang siap memberikan pelayanan.
Layaknya sebuah organisasi pelayanan, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset penting yang dimiliki oleh PMI. PMI juga mempunyai "satuan-satuan khusus" mengenai SDM ini guna mendukung jalannya pergerakan PMI. Kita mengenal adanya PMR, KSR, dan TSR.
PMR adalah singkatan dari Palang Merah Remaja yang anggotanya sebagian besar adalah siswa siswi tingkat SMP dan SMA sederajat. KSR adalah singkatan dari Korps Sukarela yang sebagian anggotanya adalah mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi. Sedangkan TSR adalah singkatan dari Tenaga Sukarela yang keanggotaannya bersifat umum. Kesemuanya memiliki tugas masing-masing yang telah ditetapkan.
HUT PMI 70, via www.ksrundip.org |
SELAMAT HARI ULANG TAHUN PMI YANG KE 70
"MENGABDI UNTUK KEMANUSIAAN DAN KEMERDEKAAN"
http://www.pmi.or.id/index.php/tentang-kami/sejarah-pmi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Palang_Merah_Indonesia
http://pmrsmanla.blogspot.co.id/2010/05/ksr-tsr-pmr.html
No comments:
Post a Comment