Wednesday, January 6, 2021

Mengenal "Ngembeng", Tradisi Membuat 'Oatmeal'nya Natuna

Beberapa hari lalu, saat merenungi nasib di depan laptop, gawai saya berbunyi. Sebuah pesan WA masuk dari seorang kerabat yang mengundang untuk datang ke rumahnya. 
Acara syukuran dan 'ngembeng', yau. 
Begitu katanya.
Ngembeng, kata itu yang saya notice. Memang dalam beberapa waktu belakangan istilah itu kerap terdengar di telingan saya. Namun saya belum, sama sekali belum pernah menyaksikan secara langsung kegiatan ini. Saya tahan rasa penasaran hingga malam hari. Saat malam tiba, saya dengan kerabat yang lain bergegas menuju ke lokasi, dan saya masih penasaran akan ngembeng ini. Saat tiba di lokasi, belum ada hal menarik yang disuguhkan, hanya saja ada lampu terang yang sepertinya sengaja dipasang di halaman samping rumah. Setelah dipersilahkan masuk, kami langsung ditawari makan malam, acara doa syukuran sudah dilaksanakan setelah magrib, kami telat 30an menit. 

Kami disuguhi makan malam dalam dulang. Satu tulang terdiri dari sebuah talam berukuran besar yang di dalamnya terdapat berbagai kaghe (macam) lauk pauk. biasanya empat sampai lima kaghe lauk pauk. Satu dulang umunya disediakan untuk empat orang. Makan bedulang merupakan tradisi masyarakat melayu Natuna jika menyelenggarakan kegiatan besar, seperti kenduri, syukuran, do'a selamat, dan lain lain.
Padi yang siap di-mbeng-kan

Setelah makan malam, barulah acara ngembeng dimulai. Lampu yang dipasang di halaman samping rumah tadi ternyata merupakan "panggung atraksi" dari ngembeng ini. Ngembeng merupakan kegiatan membuat mbeng, makanan semacam oatmeal. Jadi boleh jugalah saya menyebutnya sebagai oatnya Natuna untuk memudahkan menjelaskan hal ini kepada orang luar. Bedanya, oat dari sereal / gandum, sedangkan mbeng ini dari padi.

Alat dan bahan yang digunakan dalam ngembeng ini antara lain tungku api, kuali, lesung dan alu, serta padi yang (biasanya) baru dipanen. Kerabat saya ini menjelaskan bahwa ngembeng merupakan tradisi orang-orang tua dahulu dalam memenuhi kebutuhan pangan. Padi yang baru dipanen biasanya dibuatkan mbeng karena keterbatasan alat untuk mengubah padi menjadi beras. 
Suasana ngembeng


Proses pembuatan mbeng dimulai dari menyiapkan tungku dan menyalakan api, lalu beras yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam kuali untuk disangrai. Beras disangrai hingga meletup bagai popcorn (kalau beras berarti namanya poprice, oke sip), lalu secara cepat langung dituang ke dalam lesung untuk ditumbuk hingga pipih seperti oat. Orang yang menumbuk padi dilesung biasanya terdiri dari tiga sampai empat orang. Dan untuk menghilangkan rasa bosan, para penumbuk lesung biasanya menumbuk dengan interval tertentu hingga menghasilkan irama-irama musik. 

Proses dari beras mulai meletup hingga penumbukan harus dilakukan cepat dan selagi panas. Sebab jika sudah dingin maka akan sulit menjadi mbeng saat dilakukan penumbukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga dirasa mbeng sudah cukup untuk dikonsumsi.
Suasana kekeluargaan dalam ngembeng

Beras yang sudah ditumbuk tadi diambil untuk ditampi terlebih dahulu, dipilah dan pilih untuk menghasilkan mbeng yang baik sebelum dikonsumsi, proses ini disebut tampek. Kemudian setelah mbeng didapatkan, barulah ia siap untuk dimakan. Penampakan mbeng sekilas mirip dengan oat, atau yang sering muncul di tipi-tipi itu sebagai quak*r oat atau energ*n sereal. Lalu bagaimana cara makan, ala tradisionalnya?

Nah, gini. Cara makan mbeng atau oatnya Natuna ini dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut : mbeng yang sudah ditampi, nyok kuko (kelapa tua yang diparut), air putih masak, dan gula pasir. Persiapannya dimulai dengan menaruh air masak di dalam mangkuk, lalu masukkan mbeng dan nyok kuko dan ditambah dengan gula pasir. Takarannya menyesuaikan selera, namun direkomendasikan agar gulanya agak dilebihkan agar manisnya terasa. Serat dari mbeng yang bercampur air, ditambah dengan manisnya gula dan gurihnya kelapa parut bermain-main dalam mulut ketika kita mengunyahnya, ia menciptakan rasa yang lezat. 
Proses singkat ngembeng padi  (klik untuk nonton di YouTube)

 

Patut dicoba ni makanan asli Natuna yang satu ini.
Saat ini, tradisi membuat mbeng sudah jarang dilakukan oleh warga. Ngembeng dijadikan sebagai atraksi wisata budaya Natuna atau jika ada acara besar diselenggarakan. Kesenian lesung alu juga merupakan seni tradisi unggulan yang menjadi ikon wisata budaya di Natuna. Alu dalam atraksi wisata biasanya dimainkan oleh 7 orang dengan ukuran lesung yang besar. Tujuh orang pemegang alu yang menumbuk lesung menjadikan irama yang enak didengar.


Setuek, Bunguran Timur Laut,
2 Januari 2021