Mengisi liburan akhir pekan di Jakarta merupakan hal wajib bagi sebagian orang, termasuk saya. Saya yang dulu pernah menggerutu untuk tinggal di Jakarta karena mindset awal yang "tak bertanggungjawab" tentang hiruk pikuk ibukota, akhirnya lambat laun sangat menikmati tinggal di ibukota negara tercinta ini. Ternyata ada 1001 cara untuk menikmati Jakarta, sesuai bidang yang kamu suka tentunya. Berhubung saya menyukai jalan-jalan dan juga suka bersosial, bergabung dalam sebuah komunitas adalah hal yang harus bagi saya. Dan, hal itu mengantarkan saya berada di komunitas Backpacker Jakarta (BPJ) dengan anggota ribuan orang. Saking ramenya, grup whatsApp BPJ sampe dibagi-bagi, dan saya tergabung dalam grup whatsApp BPJ #9 (kami biasanya menyebut RT, jadi grup whatsApp 9 bilangnya RT 9) yang isinya makhluk-makhluk astral dengan otak sengklek. -_-
BPJ mempunyai banyak agenda yang kebanyakan dilakukan saat weekend, sangat memfasilitasi kebanyakan anggotanya yang sebagian besar bekerja dan mempunyai waktu saat weekend saja. Biaya ngetrip bareng BPJ yang terjangkau dengan sistem sharecost (patungan), membuat setiap perjalanan mempunyai nilai dan kesan tersendiri. Sayangnya, berkali-kali trip yang diadakan BPJ saya lewatkan begitu saja karena waktu yang kurang tepat. Namun minggu ini (kemarin) BPJ mengadakan ODT (one day trip) ke 3 Pulau dalam gugusan Kepulauan Seribu yaitu Pulau Kelor, Pulau Onrust dan Pulau Cipir. I must join that!
Dan Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga ikut tripnya BPJ setelah 8 bulan gabung, sebulan lagi melahirkan ni. Biayanya 65 rebu doank lo, dengan meeting point di Muara Kamal. Namun panitia menawarkan opsi lain bagi yang ingin berangkat bareng, nyumbang 20rebu lagi, ngumpul di depan Museum Indonesia, dan dari sana berangkat bareng naik kopaja ke Muara Kamal.
Saya antusias sekali karena ini trip kali pertama, hahaha. Jadi pagi-pagi udah bangun, jam 5 pagi ke stasiun Cawang naik KRL arah ke Stasiun Kota, di sana bertemu beberapa orang anggota BPJ (dari RT tetangga) dan akhirnya berangkat bareng ke tempat meeting point di museum Indonesia, tik tok tik tok sambil menunggu member lain yang datang dan, capcuss ke pelabuhan Muara Kamal.
Sampai di meeting point kedua di Muara Kamal ternyata sudah ada beberapa anggota BPJ yang sampai duluan. Saya duduk sebentar di kantin dekat pelabuhan, memesan kopi 3 ribuan sambil nunggu panitia (entah apa yang mereka lakuin). Peserta kali ini ada sekitar 60an orang dan dibagi dalam 2 perahu. Sekitar jam 8 pagi kita briefing bentar sebelum naik ke perahu menuju pulau. Do'a jangan lupa ya..
Berangkaaaaaat.
Destinasi pertama adalah pulau Kelor, perjalanan kesana memakan waktu 30 menit saja dari pelabuhan Muara Kamal. Sepanjang perjalanan saya mengambil posisi duduk paling depan di perahu, sambil jejemuran kaya turis lokal. 😎
Naik perahu dengan posisi duduk paling depan ini jadi mengingatkan saya dengan kampung halaman, (tiba-tiba homesick). Disana di kampung halaman, tiap akan menyebrang ke pulau-pulau lain di sekitaran, saya selalu duduk didepan, ditemani laut biru. Bedanya disini ya itu, sepanjang jalan ditemani dengan hitamnya laut dan banyaknya sampah yang mengapung, sedikit merusak mata.😐
Setelah berlayar selama 30 menit akhirnya kami sampai di pulau Kelor. Pulaunya tak terlalu luas memang, namun pulau ini memiliki pasir pantai putih yang menawan, dan khasnya pulau ini adalah ia memiliki benteng peninggalan Belanda dari tahun 1600 - 1700an dan masih kokoh berdiri hingga saat ini : Benteng Martello namanya. Dahulu benteng Martello sangat besar dan digunakan sebagai pertahanan dari serangan bangsa Portugis. Namun kini hanya satu bagian saja yang masih terlihat utuh, sisanya hanya kenangan mantan reruntuhan-reruntuhan benteng yang masih bisa kita lihat. Cuaca cerah, tempat bagus, dan kamera di tangan. Apalagi yang ditunggu? Hajarrrrr!!! hahaha
Ngerasa kaya Nahkoda, keren sendiri gitu kalo udah berdiri diujung perahu. hha |
Hampir sampeee |
Pulau Kelor memiliki Pasir Putih yang indah |
Potopoto dulu laaah. |
Keindahan pulau ini juga sering dijadikan private beach oleh para artis dan konglomerat yang menyewanya untuk sebuah hajatan, biasanya sih resepsi pernikahan gitu. Cukup lama kami berada di pulau ini, sementara member BPJ yang lain mencari spot-spot foto untuk diupload, saya hanya terfokus di Benteng tua ini saja, sangat mencuri perhatian saya bahkan saat sebelum perahu tertambat. Saya mengambil beberapa gambar di benteng dan papan nama pulau Kelor lalu istirahat, menunggu perjalanan selanjutnya.
Setelah puas di Pulau Kelor, perjalanan berlanjut ke Pulau Onrust. Pulau ini tak kalah kerennya dengan pulau Kelor. Pulau Onrust ini dulunya merupakan asrama dan karantina bagi para calon jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah, juga terdapat dok kapal yang dulunya digunakan untuk perbaikan kapal yang akan berlayar ke daerah Asia.
Pulau Onrust ini ditetapkan sebagai museum pulau, karena hampir seluruh isinya merupakan benda yang mengandung nilai sejarah. Terdapat reruntuhan asrama haji, benda-benda arkeologi, kuburan Belanda dan Pribumi, serta bangunan-bangunan kuno dan reruntuhan benteng. Disini juga terdapat penjara yang digunakan saat kependudukan Jepang di Indonesia. Saya berjalan mengitari hampir seluruh pulau, sendiri, memisahkan diri dari rombongan. Karena kebanyakan peserta bukan dari RT saya, jadi tidak terlalu akrab, dan tidak terlalu berbaur dengan yang lain.
Kami tiba disana saat sudah siang, jadi berjalan sebentar dan istirahat sambil makan siang. Ini ni yang saya bilang tadi, ngetrip bareng BPJ tidak akan kelaperan deh, banyak banget makanan yang dibawa. Ditambah lagi makan bareng-bareng semua dicampurin, semua sama, sama semua. hahaha. Maknyosss. Namun jika kamu lupa bawa bekal, jangan khawatir. Di pulau ini terdapat beberapa kantin kok untuk membeli makan dan minuman. Harga "menyesuaikan" ya. 😊. Setelah foto-foto yang merupakan ritual wajib, kami mempersiapkan perjalanan menuju destinasi akhir dari one day trip ini.
Pulau Onrust |
Explor Pulau Onrust |
Kami tiba disana saat sudah siang, jadi berjalan sebentar dan istirahat sambil makan siang. Ini ni yang saya bilang tadi, ngetrip bareng BPJ tidak akan kelaperan deh, banyak banget makanan yang dibawa. Ditambah lagi makan bareng-bareng semua dicampurin, semua sama, sama semua. hahaha. Maknyosss. Namun jika kamu lupa bawa bekal, jangan khawatir. Di pulau ini terdapat beberapa kantin kok untuk membeli makan dan minuman. Harga "menyesuaikan" ya. 😊. Setelah foto-foto yang merupakan ritual wajib, kami mempersiapkan perjalanan menuju destinasi akhir dari one day trip ini.
Ritual Wajib : Potoooooo |
Pulau Cipir
Destinasi terakhir adalah Pulau Cipir. Letaknya tak jauh dari pulau Onrust, bahkan zaman dulu pernah ada jembatan yang menghubungkan kedua pulau ini. Dan saat ini jembatan tersebut akan dibangun kembali. Fasilitas pulau Cipir tak jauh beda dengan pulau Onrust, ada asrama Haji, barak-barak, rumah sakit, kakus umum, dan perkantoran. Juga terdapat reruntuhan benteng seperti benteng Martello yang terdapat di pulau Kelor.
Sekilas info ya, pulau Cipir dan Onrust dijadikan barak asrama dan karantina Haji pada masa kolonial. Sebelum berangkat ke Mekkah dengan kapal laut, mereka dikarantina di sini dulu selama beberapa hari, saat pulang dari Mekah juga mereka harus kembali ke karantina untuk dicek kesehatannya dan lain-lain sebelum kembali pulang ke keluarga mereka. Namun ada maksud lain bagi Belanda, mereka takut akan pergerakan islam yang akan memberontak di Nusantara, dan disini jugalah awal gelar Haji disematkan pada jemaah yang sudah pulang dari Mekah. Agar Belanda mudah mengontrolnya.
Berada di pulau Cipir seperti ada di kota mati. Dan merasa balik ke masa lalu. Terlihat dari beberapa reruntuhan bangunannya, ada yang rata dengan tanah, ada pula yang runtuh sebagian, yang jelas bagus untuk spot foto. Loh.?!
Pulau Cipir |
Jembatan yang dibangun kembali |
Pulau Cipir |
Sekilas info ya, pulau Cipir dan Onrust dijadikan barak asrama dan karantina Haji pada masa kolonial. Sebelum berangkat ke Mekkah dengan kapal laut, mereka dikarantina di sini dulu selama beberapa hari, saat pulang dari Mekah juga mereka harus kembali ke karantina untuk dicek kesehatannya dan lain-lain sebelum kembali pulang ke keluarga mereka. Namun ada maksud lain bagi Belanda, mereka takut akan pergerakan islam yang akan memberontak di Nusantara, dan disini jugalah awal gelar Haji disematkan pada jemaah yang sudah pulang dari Mekah. Agar Belanda mudah mengontrolnya.
Kota Mati |
--------------
Hari sudah sore, saatnya pulang, perjalanan dari Pulau Cipir ke pelabuhan Muara Kamal memakan waktu 20 menitan saja. Matahari yang hendak kembali ke peraduan menemani perjalanan pulang kali ini. Sayup bunyi mesin perahu serta ombak kecil yang menghempas ujung kapal menjadi simponi indah menuju dermaga.😃
Setelah sampai di pelabuhan Muara Kamal, kami berpisah, kembali pulang. Bagi kami yang tadi naik kopaja yang bayar 20rebu, masih nunggu kopaja nya datang dulu, trus pulaaaang. See u next trip. Alhamdulillah.
Sumber :
http://www.pulauseribujakarta.com
nuswantaranews.blogspot.co.id