Jumat, hari yang barokah bagi umat muslim, juga sekaligus sebagai penghulu para hari seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad. Pada pagi yang syahdu ini, kami masih menemani tim kemendikbudristek dalam rangkaian penelitiannya tentang bahasa dan sastra di Natuna. Ini hari terakhir. Dan pada hari terakhir ini, tujuan kami adalah kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam rangka "laporan lisan" kepada Hadisun selaku Kepala Bidang Kebudayaan. Berdiskusi ringan dengan selipan canda menjadi penghangat suasana kala itu.
Di Kantor Disparbud |
Siangnya kami mengajak mereka menikmati indahnya alam Natuna dengan mengunjungi Pulau Senua. Tak enak rasanya, mereka melihat pulau ini setiap hari dari resort namun tak kesampaian untuk ke sana. Setelah jumatan kami bersiap-siap mengunjungi pulau ini, meskipun mereka sedikit ketakutan karena cuaca yang membuat kapal kecil yang kami tumpangi sedikit bergoyang, namun tak mengurangi antusias mereka untuk mengunjungi pulau ini.
Kegiatan utama ketika sampai di pulau adalah mengisi perut. Kosong rasany perut ini setelah digoyang oleh ombak selat Senua. Setelah terisi, kami bermain di pantai pulau yang termasuk dalam situs Geopark ini. Meski saat pergi cuaca sedang mendung, namun semesta tampaknya begitu mendukung, matahari dibiarkannya lepas dari bilik-bilik awan untuk menyinari laut sehingga memantulkan cahaya yang amat mantul. Indah sekali. Kesempatan ini digunakan tentunya untuk berswafoto ria. Beberapa dari mereka juga tergiur untuk merasakan laut Senua.
Swafoto dulu kita |
Tak lama kami di pulau terluar itu, menjelang ashar kami kembali ke Ranai karena harus menemui Bapak Rodhial Huda, Wakil Bupati Natuna untuk bersiilaturahmi. Di kediaman sang Wak Yal, kami disambut ramah, serta berdiskusi ringan mengenai kegiatan yang sudah dan akan dilakukan. Ucapan terimakasih disampaikan oleh Bu Nit selaku koordinator kegiatan. Dia dan rombongan lain juga memberikan apresiasi besar kepada komunitas-komunitas yang selama ini mendampingi jalannya kegiatan. Bu Nit juga mengabarkan bahwa insya Allah hasil dari penelitian ini adalah salah satunya mengadakan revitalisasi sastra lisan yang ada di Natuna pada tahun 2022, entah itu Mendu atau Langlang Buana. Semoga saja terealisasi nantinya.
Di Rumah Wakil Bupati Natuna |
Acara masih berlanjut, malam hari kami berkumpul di Natuna Dive Resort, berdiskusi ringan dan sedikit wawancara bagi beberapa anggota komunitas pendamping. Saya, Ijam dan Tenggut menjadi narasumber kala itu. Banyak hal yang dibagikan, berawal dari terbentuknya komunitas hingga kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Malam itu berakhir dengan makan malam bersama sekaligus berpamitan. Berharap akan kembali berjumpa pada waktu dan kesempatan yang lain.
Ini perjalanan yang sunyi, namun berdampak besar pada kedaulatan negeri. Bahasa dan Budaya sebagai identitas bangsa, yang tak banyak orang sadar betapa pentingnya mereka untuk dilestarikan. Pun sedikit yang sadar dan peduli. Jelas sekali, karena ini jalan yang sunyi.
Begitu kira-kira kutipan yang bisa saya rangkum dari hasil percakapan dengan orang-orang hebat ini. Mereka berpesan untuk selalu tetap semangat, dan terimakasih kepada orang-orang hebat.
Wawancara dulu |
Perjalanan mendampingi Tim Kemendikbudristek, selesai...