1877: Francis William Aston, ilmuwan Inggris yang menerima Nobel 1922 di bidang kimia karena mengembangkan spektrograf massal.
via hu.wikipedia.org |
Francis William Aston tertarik dengan sains sejak usia muda. Pada 1894 Aston masuk Universitas Birmingham untuk belajar kimia dan fisika. Aston memenangkan Beasiswa Forster pada 1898, memungkinkannya mengadakan penelitian yang diterbitkan pada 1901. Ia mulai bekerja sebagai asisten di Laboratorium Cavendish di Cambridge pada 1909 dan mengadakan riset pada sinar positif. Aston tetap di Cavendish Laboratory hingga 1914 saat Perang Dunia I menyita keterampilannya pada pendirian Royal Aircraft.
Setelah PD I berakhir, Aston kembali pada studinya di Cavendish, kini berfokus pada isotop. Pada 1919, Aston membuat sumbangan terpentingnya pada ilmu atom dengan penemuan spektograf massa. Alat itu bisa memisahkan isotop dengan mengukur perbedaan menit dalam massanya. Menggunakan spektograf massa, Aston berhasil mengenali 212 isotop yang ada. Penemuan juga mendorongnya merencanakan Aturan Bilangan Murninya yang terkenal yang menyatakan, "massa isotop oksigen
yang ditetapkan, semua isotop lainnya memiliki massa yang hampir
semuanya bilangan murni." Aturan itu penting untuk pengembangan ke depan
pada teknologi energi atom.
Untuk pencapaiannya dalam studi isotop unsur non-radioaktif menggunakan spektograf massa, Aston dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Kimia pada 1922.
1925: Roy J. Glauber, ilmuwan Amerika yang berbagi
Nobel 2005 dalam bidang fisika dengan dua ilmuwan lainnya atas
penelitian mereka pada perilaku cahaya dan aplikasinya dalam
mengidentifikasi atom dan molekul.
via news.harvard.edu |
Penelitian Glauber dimulai sejak tahun 1960-an. Saat itu ia mengembangkan teori yang dapat menjelaskan sifat-sifat luar biasa sinar laser, khususnya dalam bidang fisika kuantum modern yang dikendalikan oleh kemungkinan.
Menggunakan sifat-sifat ini, Glauber dapat menjelaskan perbedaan
mendasar antara sumber cahaya yang panas, misalnya dari bohlam dengan
campuran frekuensi dan fase dengan laser yang memiliki frekuensi dan
fase tertentu. Komite Nobel mencatat peristiwa ini sebagai awal dari
bidang pengembangan optik kuantum. Berkat teorinya yang mendeskripsikan
sifat-sifat partikel cahaya, Glauber berhak menerima setengah dari
penghargaan Nobel tersebut.
1926: Ali Yafie (lahir di Donggala, Sulawesi Tengah) adalah ulama fiqh dan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia.
via zamzam-travel.co.id |
Prof. K.H. Ali Yafie merupakan ulama kelahiran Donggala, Sulawesi
Tengah, pada tanggal 1 September 1926. Beliau adalah seorang ulama yang
ahli dalam ilmu Fiqh atau hukum Islam. Beliau adalah pengasuh di Pondok
Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-pere, Sulawesi selatan, yang
memiliki penampilan lembut, ramah,dan bijak tetapi tegas dan konsisten
dalam memegang hukum-hukum Islam.
Ali Yafie adalah seorang ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki
pola pikir modern dan tidak terlalu tradisional serta rajin dalam
menulis buku. Beliau selalu mengedepankan Ukhuwah Islamiyah tanpa
membeda-bedakan umat Islam dari berbagai golongan. Beliau adalah ulama
yang diterima baik di kalangan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama.
Ali Yafie menikahi seorang gadis yang bernama Aisyah ketika berusia
19 tahun, sedangkan Aisyah sendiri masih berusia 16 tahun. Selama
pernikahan, beliau mendapati kehidupan yang bahagia dan dikaruniai empat
orang anak, Saiful, Hilmy, Azmy, dan Badru.
1971: Hakan Şükür, – pemain sepakbola (Turki)
via, www.zaman.com.tr |
Hakan Sukur adalah mantan pemain sepak bola Turki yang bermain sebagai penyerang. Dia menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bersama Galatasaray, menjadi tiga kali Gol Kralı (Raja Gol, gelar dan penghargaan yang diberikan kepada pencetak gol terbanyak tahunan Süper Lig), ia telah mewakili berbagai klub di tiga negara yang berbeda dan memenangkan total 14 gelar utama.
Şükür mewakili Turki
dengan total bermain sebanyak 112 kali, mencetak 51 gol, menjadikannya
sebagai pencetak gol terbanyak bagi negaranya dan pencetak gol terbanyak
ke-19 di dunia. Salah satu penyerang paling produktif di era modern, ia
menyarangkan 383 gol sepanjang karier klubnya, serta mencetak gol
tercepat di Piala Dunia, pada tahun 2002. Dia pensiun dari sepak bola pada tahun 2008, ia dijuluki "Banteng Bosporus", ia terkenal karena kemampuan sundulannya. Pada pemilihan umum 2011, ia terpilih sebagai anggota parlemen Istanbul dari Partai Keadilan dan Pembangunan.
1989: Komala Dewi (lahir di Sumedang) adalah salah satu pemain bulu tangkis ganda Putri Indonesia
via badmintonindonesia.org |
- Juara tim Indonesia 26th Summer Universiade Shenzen 2011 (bersama Jenna Gozali)
- Juara kedua Sunkist Indonesia International Challenge Indocock Djarum Open 2010 (bersama Keshya Nurvita Hanadia)
- Juara kedua Ciputra Hanoi Vietnam Challenge 2011 (bersama Jenna Gozali)
- Semifinal Vietnam Challenge 2008 (bersama Debby Susanto)
- Semifinal India Grand Prix Gold 2010 (bersama Keshya Nurvita Hanadia)
sumber :
id.wikipedia.org
merdeka.com
Baca Juga :
Peristiwa penting 1 September
Peristiwa penting 2 September
Tokoh yang lahir 2 September
No comments:
Post a Comment