Wilayah Natuna yang menurut sejarah merupakan bagian dari wilayah kerjaan Riau Lingga dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar bersuku Melayu dan beragama islam. Ini merupakan suku dan agama mayoritas di Natuna. Selain Melayu, ada juga suku Minang dan Tionghoa yang mendiami wilayah Natuna sejak lama. Program pemerintah bernama transmigrasi era Soeharto dulu juga membuat daerah Natuna mulai dihuni oleh berbagai macam suku pendatang, seperti Lampung dan Jawa. Suku Batak juga ada terdapat di Natuna. Kesemuanya hidup rukun berdampingan.
Selain islam, penduduk Natuna juga memiliki kepercayaan Kristen dan Konghucu. Penduduk beragama Kristen berasal dari pendatang yang kebanyakan dari Jawa dan Batak. Terdapat beberapa gereja di Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Tengah. Sedangkan Konghucu merupakan kepercayaan masyarakat Natuna yang bersuku Tionghoa. Kelenteng yang merupakan tempat ibadahnya terdapat di beberapa tempat yang tersebar di Natuna, seperti di Penagi (Bunguran Timur), Sedanau (Bunguran Barat), Kedai (Midai), dan lain-lain.
Jumlah penduduk Kabupaten Natuna pada sensus yang diadakan tahun 2010 ini tercatat 69.319 jiwa. Kecamatan Bunguran Timur tercatat sebagai daerah terpadat dengan 23.230 jiwa dan Kecamatan Pulau Laut jadi daerah berpenduduk paling sedikit yakni 2.200 jiwa.
Selain islam, penduduk Natuna juga memiliki kepercayaan Kristen dan Konghucu. Penduduk beragama Kristen berasal dari pendatang yang kebanyakan dari Jawa dan Batak. Terdapat beberapa gereja di Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Tengah. Sedangkan Konghucu merupakan kepercayaan masyarakat Natuna yang bersuku Tionghoa. Kelenteng yang merupakan tempat ibadahnya terdapat di beberapa tempat yang tersebar di Natuna, seperti di Penagi (Bunguran Timur), Sedanau (Bunguran Barat), Kedai (Midai), dan lain-lain.
Jumlah penduduk Kabupaten Natuna pada sensus yang diadakan tahun 2010 ini tercatat 69.319 jiwa. Kecamatan Bunguran Timur tercatat sebagai daerah terpadat dengan 23.230 jiwa dan Kecamatan Pulau Laut jadi daerah berpenduduk paling sedikit yakni 2.200 jiwa.
Sedangkan perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar 107.05. Artinya
laki-laki lebih banyak 7,05 persen dari perempuan. Secara nominal,
laki-laki 35.780 orang dan perempuan 33.449 orang.
"Melihat grafik pertumbuhan penduduk di Natuna dalam kurun sepuluh
tahun terakhir, penduduk tumbuh 2,79 persen," kata Kepala BPS Natuna
Erida Gustety.
Penduduk Natuna, via antarakepri.com |
Angka pertumbuhan sebesar 2,79 persen ini kata Erida, tergolong cukup
tinggi. Meskipun dibanding daerah lain di Kepri, pertumbuhan penduduk
untuk Natuna masih kecil. Sedangkan rata-rata pertumbuhan penduduk di
Kepulauan Riau mencapai 5,03 persen.
"Sedangkan untuk rata-rata anggota rumah tangga adalah 17.961 rumah
tangga dibagi jumlah penduduk 69.319 jiwa. Berarti banyaknya jiwa dalam
satu rumah tangga secara rata-rata sebanyak 3,86 orang. Rata-rata
anggota rumah tangga di setiap kecamatan berkisar antara 3,55 orang
sampai dengan 4,22 orang, dan tertinggi di Kecamatan Pulau Laut yakni
4,22 orang," terangnya.
Dikatakan, secara berurutan, Kecamatan Bunguran Barat, menjadi daerah
terpadat kedua setelah Bunguran Timur yakni 10.827 jiwa. Kemudian
disusul dengan Midai, 5.015 jiwa, Pulau Tiga 4.822 jiwa, Serasan 4.458
jiwa, Bunguran Timur Laut 4.296 jiwa, Bunguran Utara 3.807 jiwa,
Bunguran Tengah 2.830 jiwa, Serasan Timur 2.723 jiwa, Subi 2.576 dan
Kecamatan Bunguran Selatan 2.535"
"Pertumbuhan penduduk di Natuna saat ini karena didukung oleh arus
migrasi. Sekarang banyak penduduk yang masuk. Karena ada transportasi
laut dan udara yang cukup mendukung, sehingga memudahkan arus keluar
masuk barang dan juga mobilitas penduduk,"
Sedangkan Kecamatan Serasan dan Serasan Timur mengalami pertumbuhan
penduduk yang terendah yakni -1,19 persen dan -0,08 persen. Pertumbuhan
ini lanjut Tety, tergolong sangat rendah, dimana disebabkan banyaknya
migrasi keluar untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi
atau pun migrasi untuk bekerja.
sumber : Sijori Mandiri