Tuesday, July 11, 2023

Museum Maritim Belitung, Tentang Belitung Dari Sisi Kelautan

Masih dalam rangkaian kegiatan UNESCO Global Geopark Youth Marine Camp di Belitong UGGp, agenda kami berikutnya adalah ke Museum Maritim Belitung. Museum ini terletak di Desa Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk. Sebuah bangunan besar berdiri megah sekitar 100 meter dari jalan raya, dan berada di dekat pantai. Tak jauh dari bangunan utama, ada pendopo kecil yang barangkali digunakan untuk beristirahat.

Museum Maritim

Sejatinya bangunan ini sudah saya lihat sejak perjalanan pada hari pertama. Namun tidak menyadari sedikitpun bahwa itu adalah sebuah museum, sebab tidak ada plang nama atau sebagainya yang menunjukkan bahwa itu sebuah museum.

Bis yang kami tumpangi perlahan menepi, keluar dari jalan utama dan masuk ke jalan yang ditumbuhi rerumputan berlapis kerikil. Setelah berhenti dengan sempurna, para peserta turun secara perlahan, bergantian. 

Foto dulu gaessss

Setelah menerima arahan dari panitia dan berfoto bersama, kami memasuki sebuah gedung besar yang setelah dilihat dari dekat, seperti baru selesai dalam pengerjaannya. Ada dua petugas keamanan yang berjaga di depan museum, menyambut kedatangan kami, dan mempersilakan kami untuk masuk.

Bangunan museum ini begitu luas, ruangan pertama yang kami masuki yakni bagian depan museum yang memuat informasi singkat, seperti front officenya barangkali. Lalu memasuki ruangan utama, sebuah ruangan besar dan luas di tengah-tengah gedung, terdapat replika kapal pinisi di sini. Replika kapal dengan ukuran panjang 22 meter, dan tinggi 18 meter yang terlihat sangat detail ini berdiri megah di tengah-tengah ruangan gedung. Kita yang melihat seakan berada di tepi dermaga yang menyaksikan kapal pinisi ini sedang akan bersandar dengan gagahnya. Dan mengutip beberapa sumber, kapal buatan khas Suku Bugis ini, pertama kali tercatat berlabih di Belitung pada tahun 1865.

Replika Kapal Pinisi

Dari ruangan utama, kami beralih ke ruangan sebelah, sebut saja ruang pendukung. Di ruangan ini ditampilkan sejarah singkat maritim Kepulauan Bangka Belitung, mulai dari kapal hingga tinggalan barang-barang antiknya yang khas. Tercatat, ada beberapa BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam) di Belitung. BMKT merupakan sesuatu yang juga bisa saya temukan di Natuna, dan tak kalah banyak juga jumlahnya. Sekali lagi saya berucap di dalam hati, ini menambah daftar kesamaan antara Natuna dan Belitong yang saya dapati di sini.

Perkembangan singkat maritim Nusantara juga dijelaskan di museum ini. Dalam diorama-diorama yang ada menjelaskan transportasi laut yang digunakan saat perkembangan islam dan juga peran transportasi laut pada masa-masa kerajaan lalu. Perpaduan antara poster, diorama dan replika (atau mungkin asli) dari barang-barang maritim hasil temuan yang dipamerkan menambah lengkap isi pengetahuan tentang perkembangan maritim nusantara, khususnya wilayah Bangka Belitung. Tambahan teknologi digital juga menjadi pelengkap museum yang berarti menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 


Ruangan pendukung ini berbentuk seperti huruf U yang setengah mengelilingi ruangan utama tempat replika kapal pinisi tadi berada. Sehingga setelah berkeliling akan kembali ke ruangan utama yang besar itu kembali. Museum ini memiliki dua lantai, namun karena masih tergolong baru, jadi lantai dua belum dibuka untuk umum.

Museum yang baru ini didesain sedemikian rupa, sehingga selain sangat cocok untuk menambah ilmu dan wawasan kemaritiman, juga cocok dijadikan tempat berswafoto ria. Terlihat dari beberapa peserta yang juga terlihat sibuk mengambil gambar epik nan estetik di beberapa pojok museum.


Dari museum ini saya dapat ambil kesimpulan bahwa kejayaan maritim nusantara juga terkenal sejak lama. Dari barang-barang temuan BMKT yang dipamerkan, semakin menambahkan keyakikan saya akan ke-saudarakembar-an antara Belitung dan Natuna. Dua tempat yang terpisah  sekian ratus kilometer, namun memiliki banyak kesamaan, baik dari segi kebumian, sejarah, hingga budayanya.






No comments:

Post a Comment