Ini merupakan tulisan kesekian kalinya bagi saya yang mengulas mengenai situs-situs bersejarah di Kota Tarakan. Pulau kecil di muara sungai Kayan ini merupakan bandar tua yang sudah eksis di masa Kesultanan dahulu. Era kolonial, Bumi Paguntaka (julukan Kota Tarakan) ini sudah diekploitasi sumber daya alamnya oleh Belanda, dengan melakukan pengeboran sumur-sumur minyak yang kini dikelola perusahaan plat merah. Era kependudukan Jepang, ia melanjutkan ekploitasi migas besar-besaran guna mencukupi bahan bakar kendaraan perang yang mereka gunakan di panggung perang dunia II.
Tak ayal, panjangnya sejarah yang dimiliki oleh Tarakan membuat pulau ini menyimpan banyak situs-situs sejarah yang sudah seharusnya kita lesatrikan. Mulai dari peninggalan Kesultanan Tidung, bunker-bunker dan perlengkapan perang masa penjajahan hingga kemerdekaan, sampai sumur-sumur migas tua yang lengkap dengan menara pemboran dan pompanya masih sangat bisa kita temui di Kota Tarakan.
Untuk itu, sebagai pecinta sejarah, dan mumpung masih berada di Tarakan, mengeksplorasi hal-hal tersebut merupakan hal yang harus saya lakukan. Kali ini saya bersama bang Hendra, salah satu tokoh pemuda berprestasi di Tarakan, dan mengikuti dan memenangi berbagai ajang perlombaan yang
diselenggarakan di kota ini. Pertama bertemu dengan beliau ketika sedang nongkrong di Kedai Filosofi saat menghadiri rangkaian kegiatan HUT Tarakan bertajuk Gelar Budaya Dumud akhir tahun lalu. Setelah diskusi dan sharing, ternyata kami memiliki hobi yang sama, menyukai wisata sejarah. Lalu dengan baik hatinya ia sudi menemani saya mengeksplor tempat-tempat bersejarah di sekitaran kota ini.
Pillbox dan Bunker
Destinasi pertama kami adalah situs sejarah di sekitar Bandara Juwata, ada 3 titik situs disini. Yang pertama adalah pillbox, lokasinya berada diatas bukit di dekat kantor MAF (Mission Aviation Fellowship) Tarakan -lokasi-. Pillbox ini seperti bunker berbentuk bulat dengan banyak lubang-lubang pengintai, berdiameter 2 meter dan tebal dindingnya sekitar 15 cm dengan bahan bebatuan karang. Dahulu, pillbox berfungsi sebagai wadah pengintai pesawat musuh yang terbang dan mendarat disekitar bandara. Di bukit ini ada 2 pillbox yang ditemukan, satu masih utuh dan satu lagi sudah terlihat rusak.
|
Pillbox di sekitaran Bandara (bukit dekat MAF Tarakan) |
Titik kedua adalah tepat di seberang ujung landasan pacu -lokasi-, beberapa bunker-bunker kecil yang berserakan di lahan perkebunan milik warga sekitar, ia hanya berbentuk tabung kecil berdiameter 1 meter yang saya prediksi hanya muat 2 hingga 3 orang saja. Ada 4 bunker kecil disini. Sayangnya bunker-bunker kecil ini seperti tak kurang terawat dan seakan dibiarkan begitu saja disini. Lokasi ketiga adalah di area bandara, tepatnya berada di kawasan kantor kargo di belakang masjid bandara Jusuf SK -lokasi-. Situs ini merupakan pillbox sama seperti lokasi awal tadi, hanya saja kondisinya sudah terbalik, belum diketahui apa penyebab rusak dan terbaliknya pillbox satu ini.
|
Lokasi bunker di seberang ujung landasan pacu |
|
Pillbox di kantor Kargo Bandara Juwata |
Bunker berikutnya berada di daerah Markoni, tepatnya di jalan Gunung Batur di belakang komplek perumahan TNI AL. Berada di tepian bukit, tepat di samping toilet umum saat ini -lokasi-. Hanya pintu bunker yang terlihat dari luar dan ditutup rapat. Menurut cerita dari orang-orang yang saya temui, bunker ini merupakan terowongan panjang yang tembus hingga daerah Sebengkok / Lingkas Ujung, yang dahulu digunakan untuk perlindungan dan pelarian dari ancaman musuh.
|
Pintu masuk bunker di daerah Markoni |
Loopghraf / Loghraf
Situs sejarah berikutnya adalah loopghraf. Loopghraf
merupakan sebuah bangunan seperti shelter perlindungan yang dibangun
oleh Belanda pada tahun 1930an dan berfungsi sebagai tempat perlindungan
dari serangan udara Jepang bagi para keluarga dan pekerja tambang
minyak BPM. Lokasinya berada di Kampung Satu. Terdapat 2 loopghraf di tempat ini dengan jarak yang tidak terlalu jauh diantara keduanya. Satu berada di pinggir jalan, yang satu lagi berada di belakang SDN 005 Dahulu Kampung Satu disebut dengan District 1 pada masa pemerintahan Belanda, disini merupakan kota tua berisi perumahan karyawan-karyawan pekerja minyak BPM (Bataavsche Petroleum Maatchapij). Beberapa perumahan khas Belanda masih bisa kita lihat di sekitaran sini, sebagian lagi sudah rusak dan direnovasi oleh warga.
(Lokasi loopghraf 1 dan loopghraf 2)
|
Bangunan Tua dan Perumahan pekerja minyak BPM. |
|
Dua buah loopgraf di Kampung 1 |
Lokasi loopghraf kedua boleh terbilang unik, terletak di kawasan Markoni Tarakan. Area Markoni merupakan pusat kota Tarakan zaman dulu, banyak fasilitas-fasilitas kota tua yang masih bisa kita lihat disekitaran sini, seperti 3 rumah ibadah tua, (masjid, gereja, dan klenteng), sekolah, rumah dan lain-lain. Saya sebut lokasi loghraf yang unik ini adalah ia berada di dalam rumah warga. Jadi jika tidak bertanya maka tak akan bisa kita temukan loghraf ini.
|
Loopghraf yang berada di dalam rumah warga |
Pak Ijong, begitu ia perkenalkan diri, seorang bapak tua pemilik rumah plus bunker di dalamnya. Ia bercerita, dahulu tanah di sekitaran bunker ini diberikan kepada ibunya, oleh ibunya didirikanlah sebuah rumah yang ia tempati saat ini. Sementara loopghraf ini dijadikan kamar oleh sang pemilik. Eits, bukan Indonesia namanya jika tak menaruh bumbu-bumbu mistis, sang bapak juga bercerita bahwa ada 3 anak kecil "penunggu" loopghraf ini. Sang bapak dan anggota keluarganya tak jarang diberi "ijin" untuk melihat dan merasakan kehadiran mereka. Percaya atau tidak, kita pun sebenarnya hidup berdampingan dengan mereka bukan, karena kita tak sendirian berada di dunia ini.
Monumen dan Tugu Peringatan
Situs sejarah berikutnya adalah Tugu / Monumen. Ada banyak monumen di Tarakan. Setidaknya ada 3 tempat yang bisa kami eksplor. Pertama adalah monumen atau Tugu Australia, yang kedua adalah tugu Parabuan Jepang, dan ketiga adalah Monumen Pahlawan.
|
Tugu Australia |
Tugu Australia terletak di Markas Kodim 0907 Tarakan di Jalan Pulau Kalimantan sekitar 400 meter dari Kantor Walikota Tarakan. Harus banyak bertanya untuk menemukan monumen ini. Dan karena ia terletak di dalam komplek kantor Kodim maka mintalah ijin dengan oom-oom TNI untuk masuk dan menuju ke monumen tersebut. Tugu Australia merupakan tugu peringatan yang bangun untuk memperingati gugurnya 225 tentara Australia dari brigade 26 divisi 9 yang gugur dalam peperangan pembebasan dari tugas-tugas kesatuan Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, yang berasal dari negara bagian
Victoria dan juga Australia Selatan. Di belakang tugu ini dulu merupakan makam para tentara yang gugur, namun atas permintaan pemerintah Australia, keseluruh makam dipindahkan ke negara asalnya. Pada monumen, tertulis sebuah perjanjian yang berbunyi “Tiang dan jeruji peringatan ini menandai pintu masuk ke pemakaman
perang Tarakan yang asli tempat 225 serdadu Australia dari brigade ke-26
divisi ke-9, mengenai kerajaan ke 2, Australia gugur dalam pertempuran
pembebasan Tarakan dari pendudukan Jepang pada tanggal 1 Mei 1945 s/d 15
Agustus 1945 plakat ini sebagai peringatan serta catatan resmi sejarah
perjuangan mereka yang gagah berani supaya kita tidak melupakannya”.
|
Tugu Perabuan Jepang |
Lokasi selanjutnya adalah Tugu Perabuan Jepang yang terletak di daerah Markoni. Sama seperti Tugu Australia, menemukan lokasi ini kita harus banyak bertanya dengan warga sekitar karena untuk mencapainya kita harus menyusuri jalan di dalam gang-gang perkampungan, tepatnya di Markoni gang 3. Menurut sumber-sumber yang saya baca, Tugu Perabuan Jepang dibuat sekitar tahun 1933, itu berarti masyarakat Jepang sudah ada di Tarakan sebelum Tentara Jepang mengekspansi wilayah ini saat perang pasifik. Kala itu orang Jepang datang kesini untuk berdagang. Dan saat perang dunia II berkecamuk, di tugu ini digunakan untuk membakar para jenazah tentara Jepang yang gugur dalam perang. Tugu yang bertuliskan huruf kanji tersebut berbentuk pipih dengan tinggi 2 meter. Dan setiap tahunnya banyak turis dari Jepang mengunjungi tempat ini untuk berziarah. Konon juru kunci monumen ini juga merupakan keturunan salah satu tentara Jepang yang gugur saat perang dahulu.
|
Tugu 10 Nopember Tarakan |
Tugu yang ketiga adalah Tugu Pahlawan atau Tugu 10 November 1945. Lokasi tugu ini sangat mudah ditemui karena berada di pinggir jalan di tengah-tengah kota Tarakan. Tepatnya di Jalan Jendral Sudirman di samping kantor KUA Kecamatan Tarakan Tengah. Tugu ini dibangun oleh masyarakat Tarakan pada tahun 1952, tepat 7 tahun setelah peristiwa 10 November 1945 terjadi di Surabaya. Pembangunan tugu ini merupakan suatu bentuk nyata solidaritas dan semangat persatuan warga Tarakan, jiwa kemerdekaan, dan penghormatan tertinggi kepada para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan NKRI dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Tugu ini berbentuk segi enam, di kelima sisinya terdapat sila-sila Pancasila dan ditutup dengan tulisan "Kebangsaan Indonesia" disisi terakhir.
Yap itu tadi perjalanan saya dalam mengeksplor situs-situs sejarah yang ada di Tarakan. Masih banyak situs dan lokasi bersejarah lain yang belum saya sambangi. Dan Insya Allah akan saya lakukan dilain kesempatan. Kenali sejarah negeri ini agar rasa cinta mu makin bertambah setiap hari.
Saya senang sekali penulis-penulis yang mengekspos wisata dari sisi sejarah. Kesannya lebih mendalam dan mungkin akan membantu mengulik kembali tempat-tempat yg smaa sekali kita belum tahu sejarahnya.
ReplyDeleteterimakasih atas supportnya... mari sama2 kita lestarikan peninggalan2 sejarah yg ada.
DeleteWah aku juga suka sih kak jalan jalan e tempat bersejarah kaya gini, kaya di bawa ke masa lalu terus kagum aja gitu sama cerita yang tertanam dalam setiap benda benda peninggalannya. Nice info kak
ReplyDeleteWah kalau gitu harus ke Tarakan nih, hhehe. Banyak situs disini..
DeleteThanks ulasannya bang.. jadii tahu lebih banyak sejarah masalalu. ternyata banyak situs2 Yang pada masa lalu masihh bisa di aksess ..
ReplyDeleteMenarik ngebaca situs sejarah gini kak. Jadi nambah pengetahuan akan situs-situs jaman doeloe, yang mungkin bagi sebagian orang sudah mulai terlupakan. Nice info kak..
ReplyDeleteBagus bang tulisannya.. jadi tau situs dan lokasi bersejarah di Tarakan..
ReplyDeleteAku jadi dapat ilmu baru disini. Baru tau deh fungsi Pillbox itu. Infonya bagus bang. Ditunggu ya ulasan tentang sejarah lainnya.
ReplyDeleteWah, abang ini selalu sempat eksplore daerah sekitar ya! Salut. Ditunggu postingan selanjutnya tentang Tarakan bang!
ReplyDeleteInsya Allah explorasi masih berlanjut, Doakan semoga mood baik dan lancar nulis. Hhhe
DeleteTernyata di Tarakan banyak situs peninggalan sejarah ya! Saya lihat ada ulasan sebelumnya juga, mantap bang!
ReplyDeleteBanyak juga situs bersejarah di Tarakan ya. Ternyata ada peninggalan zaman Belanda dan Jepang.
ReplyDeleteTernyata banyak juga ya tempat sejarah di Tarakan, dulu waktu SMP pernah ke museum doang. Masih ada ga ya
ReplyDeleteMuseumnya masih ada, dibagusin sekarang.
DeleteWah . Dapat info lagi mengenai situs sejarah . Kalau dari Batam aksesnya gimana bang ?
ReplyDeleteDari Batam ke Tarakan itu seperti via Jakarta naik pesawat kak...
DeleteHebat saya juga suka wisata sejarah, hari minggu kemarin baru saja saya jalan dari museum linggarjati, tulisan bermanfaat sekali semoga tetap eksis
ReplyDeletekeren, satu frequensi kita. hhehe.
Deleteaamiiin, terimakasih supportnya...