Tuesday, October 20, 2015

Melihat Saksi Bisu Perjuangan di Kota Hujan : Museum Perjuangan Bogor

Masih sekitaran Bogor, kali ini yang saya sambangi adalah Museum Perjuangan. Museum Perjungan Bogor terletak tak jauh dari stasiun Bogor, oleh karena itu saya memilih jalan kaki untuk kesana. Sekali lagi, jalan kaki merupakan kegiatan yang mengasikkan karena kita bisa menikmati alam sekitar. Museum Perjungan Bogor berisi benda-benda bersejarah, cerita dan perjuangan dalam masa dan setelah masa kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya di Bogor.
Museum Perjuangan Bogor
Museum ini berdiri melalui musyawarah para tokoh Pejuang Karesidenan Bogor yang meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Diprakasai dan diresmikan oleh Mayor Ishak Djuarsah pada tanggal 10 Nopember 1957. Pendirian museum dimaksudkan untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai – nilai perjuangan kepada generasi muda. Gedung yang digunakan sebagai museum, sebelumnya adalah milik seorang pengusaha Belanda yang bernama Wilhelm Gustaf Wissner. Dibangun pada tahun 1879 yang pada awalnya digunakan sebagai gudang ekspor komoditas pertanian sebelum dikirim ke negara-negara di Eropa.

Pada masa pergerakan, gedung ini digunakan oleh PARINDRA dan kemudian diberi nama Gedung Persaudaraan. Selain di pakai sebagai tempat aktifitas pemuda pergerakan, gedung ini pun juga di pergunakan sebagai tempat kegiatan pemuda kepanduaan, di bawah panji-panji Gerakan Pemuda Kepanduan Indonesia yaitu, Pandu Suryawirawan. Pada tahun 1942 digunakan sebagai gudang tentara Jepang untuk menyimpan barang – barang milik interniran Belanda, kemudian digunakan untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1945. 

Di antara tahun 1945-1950 dipergunakan oleh KNI Karesidenan Bogor, Gelora Rakyat, Dewan Pertahanan Karesidenan Bogor, Call Sigen RRI Perjuangan Karesidenan Bogor, GABSI Cabang Bogor, dan Kantor Pemerintah sementara Kabupaten Bogor. Pada tahun 1952-1958 dimiliki dan ditempati oleh Umar Bin Usman Albawahab. Baru pada tanggal 20 Mei 1957 gedung ini dihibahkan dari pemiliknya yang terakhir yaitu Umar Bin Usman Albawahab menjadi Museum Perjuangan Bogor.

Bangunan Museum Perjuangan Bogor berbentuk lurus memanjang dan terdiri dari dua lantai. Dari luar seperti gedung yang sedikit kurang terawat, pajangan-pajangannya pun terkesan lebih banyak berdebu dan menua, padahal museum ini menyimpan banyak bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Lantai pertama saat masuk dari pintu utama terdapat koleksi senjata-senjata yang digunakan oleh para pejuang terdahulu.



Koleksi lain di Museum Perjuangan Bogor adalah ORI (Oeang Republik Indonesia) dan juga terdapat uang-uang serta koin-koin dari zaman Belanda dulu.

Selain itu juga terdapat benda-benda lain, seperti mesin tik, surat kabar jaman dulu, buku-buku perjuangan, serta patung/figur pahlawan yang gugur dalam peperangan.


Di lantai dua Museum, tersaji diorama-diorama pertempuran serta beberapa pakaian dan barang peninggalan para pejuang.
Seragam PMI
 
Benda milik pejuang yang dikubur bersama pemiliknya

Seragam Pejuang
Gambaran umum perjuangan pejuang Bogor dari tahun 1945 hingga 1950
Di luar museum, terdapat prasasti yang dibuat untuk mengenang para pejuang yang gugur dalam pertempuran di Bogor dan sekitarnya.
Prasasti Pahlawan

Rangkuman :
Alamat :  
MUSEUM PERJUANGAN BOGOR : jalan Merdeka Nomor 56. Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor 16124

Tiket Masuk : 
Rp. 4.000






Jam Kunjungan:
-

Cara Kesana :
Keluar dari Stasiun Bogor jalan ke arah kanan, setelah melewati jembatan merah, kemudian belok kanan dan berjalanlah sekitar 100 meter, Museum Perjuangan berada di sebelah kanan jalan di seberang PGB Merdeka.

Peta :





sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Perjuangan_Bogor

No comments:

Post a Comment