Thursday, March 2, 2023

Mengunjungi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Dari Sejarah Hingga Karya Fenomenal

Menjadi kebiasaan yang kubuat sendiri, bilamana ke suatu tempat minimal harus mengunjungi tempat bersejarahnya. Baik itu situs, ataupun museum. Nah kali ini, "targetnya" adalah museum di Kota Tanjungpinang: Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah.

Ruang Depan Museum

Meski sering wara-wiri di Tanjungpinang, museum ini sering kali terlewatkan, ada saja kendalanya. Padahal letaknya yang berada di pusat kota seharusnya tiada alasan untuk tidak ke sini. Dulu pernah sudah sampai masuk gerbang, tapi museumnya tutup, lalu ketika museumnya buka, kitanya yang gak mood. Ya gitu deh ya.

Kemarin, dengan tekad kuat yang sudah terkumpul, akhirnya sampai juga ke museum kebanggan kota ini. Kali ini diriku tak sendiri, ada junior dan mamake yang nemenin. So, song ite explore!

Museum ini terletak di jalan Ketapang no 2 Kemboja, di dekat area pasar lama, pusat keramaian di Tanjungpinang. Lokasinya juga berdekatan dengan GOR Kaca Puri, Masjid Agung Al-Hikmah, pelabuhan penyeberangan dan kawasan wisata kota taman tepi laut.

Nama museum ini diambil dari nama Sultan yang pernah memerintah Kerajaan Riau Johor Pahang Lingga yakni Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Ia memerintah pada tahun 1722 - 1760 yang pusat kerajaannya terletak di Sungai Carang (wilayah Kota Tanjungpinang saat ini). 

Gedung dari museum ini merupakan bekas sekolah dasar masa penjajahan yang bernama Hollan Indische School (HIS) pada tahun 1918. Ia berganti nama menjadi Futsuko Gakko kala Jepang menginvasi Nusantara pada 1942-1945, lalu berganti menjadi sekolah rakjat dan menjadi SD 01 hingga tahun 2004. Atas dasar nilai sejarah yang dimilikinya, gedung ini direkomendasikan menjadi museum oleh pemerintah kala itu.

Museum ini diresmikan pada tahun 2009 oleh walikota Tanjungpinang saat itu. Dalam perjalanannya, museum ini mengalami berbagai perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman, namun tidak menghilang nilai aslinya.

Pada bagian luar museum terdapat meriam dan miniatur gedung. Kami berfoto sejenak di liuar, sebab di ruang depan sedang ada kunjungan dari siswa-siswi sekolah. Setelah mengisi buku tamu, kami masuk ke ruangan museum. 

Ruang utama berisi beragam peninggalan sejarah, mulai dari uang logam hingga perkakas kerajaan. Pada dinding-dinding museum tersaji informasi mengenai sejarah masuknya islam di Riau juga peninggalan zaman kolonial seperti senjata dan helm perang. Terus berjalan hingga ke belakang tersaji foto-foto sejarah masa lalu dimana kunjungan kepala negara hingga foto pemimpin-pemimpin di Kota Tanjungpinang.

Koleksi teknologi tempo dulu juga menghiasi isi museum di gedung utama ini. Di bagian akhir, kita akan disusguhkan dengan manuskrip-manuskrip tua serta karya sastra fenomenal Gurindam 12 karya Raja Ali Haji yang sangat mendunia itu. 

Di sini langkahku terhenti, mencoba membaca dalam-dalam beberapa bait syair dari sang maestro ini. Decak kagum dan rasa bangga memenuhi dada, membaca syair yang sarat makna juga pesan moral yang begitu universal. Orang-orang zaman dahulu sudah sebegini luar biasanya dalam bersastra. Masya Allah. Semoga Allah merahmati Raja Ali Haji yang juga sudah dinobatkan sebagai pahlawan nasional di republik ini.

Dari gedung utama saya berjalan menuju gedung sebelah yang berisi studio. Pada saat itu saya memilih untuk tidak masuk, selain karena si junior yang sudah menunjukkan gelagat tidak betahnya, ada pengunjung lain dari sekolah yang sudah memenuhi ruangan. Asyik juga belajar dengan turun langsung ke lapangan seperti ini.

Saya bergegas menuju ruang terakhir, di ruang ini, informasi tentang kebudayaan dipamerkan. Mulai dari tenun, potret kehidupan maritim, perkakas kehidupan sehari-hari, seni tradisi, permainan tradisional, hingga gambaran pakaian dan gambaran majelis pernikahan adat melayu. Semuanya tersaji di museum kebanggaan Kota Tanjungpinang ini. Setelah kiranya sudah mengeksplor seluruh ruangan (kecuali studio), rasa penasaran saya terbayarkan, dan saya bisa kembali pulang ke Ranai dengan tenang.






Sumber :
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/jejak-sejarah-sultan-sulaiman-badrul-alamsyah-i-1722-1760/
https://gokepri.com/berwisata-sejarah-di-museum-sultan-sulaiman-badrul-alamsyah/

No comments:

Post a Comment