Tuesday, July 9, 2019

Balikpapan, Terimakasih

Bercerita tentang pertemuan, tentu ada perpisahan yang mengikuti. Dua kejadian ini merupakan satu paket dalam kehidupan yang tak bisa dipisahkan. Hanya saja masih menjadi misteri soal waktunya, kapan hal itu akan terjadi. Yah begitulah hidup, barangkali.
sumber : youtube.com
Tentang Balikpapan, kota minyak ini merupakan salah satu dambaan para perantau untuk ditaklukan. Banyak perusahaan-perusahaan dan besarnya peluang untuk bekerja membuat kota ini kian hari semakin ramai dan padat didatangi oleh makhluk sosial yang bernama manusia dari berbagai penjuru negeri.

Saya salah satunya. 

Sejatinya, datang ke Balikpapan bukanlah keinginan saya sepenuhnya. Bermula dari dinas kantor pertengahan tahun 2015, Balikpapan merupakan daerah di Provinsi Kalimantan Timur yang pertama kali saya datangi. Sepadan, karena ia merupakan pintu masuk segala jenis transportasi utama ke bumi lumbung energi ini. Tidak lama di Balikpapan saat itu, dinas kantor hanya beberapa hari saja. Puncaknya adalah akhir 2015, dikuatkan dengan surat tugas dari kantor, saya dirotasi dari kantor pusat di Jakarta menuju Balikpapan untuk mengisi kekosongan karyawan pada unit bisnis yang baru dibentuk.
First time in Balikpapan, 2015
Saat itu perjalanan ke Balikpapan terasa berbeda, saya harus mengatur ulang mindset saya. Yang dulu hanya pergi dinas, namun sekarang adalah bakal menetap di Balikpapan dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan. Sebelum berangkat, saya sudah gugling dulu tentang kota ini, apa saja yang ada di dalamnya. Wisata, komunitas, transportasi, kost hingga biaya makan. Tak lupa juga saya menghubungi teman-teman alumni kampus yang barangkali ada yang bekerja dan berdomisili di Balikpapan.

Ternyata Balikpapan juga menyenangkan, teman-teman kerja yang baru, tempat nongkrong baru, komunitas baru hingga keluarga baru saya dapati di sini. Dan dari Balikpapan pulalah, batu loncatan bagi saya untuk menjelajah beberapa tempat di Kalimantan. Sulawesi sebenarnya juga masuk dalam list, namun sampai pulang kampung ini belum pernah saya menjejakkan kaki di Pulau Rempah-rempah itu. 

Teman dan Keluarga Baru
Saat membuka unit bisnis baru, perusahaan juga merekrut beberapa orang untuk dijadikan karyawan. Diutamakan yang berdomisili di Balikpapan dan sekitarnya. Setelah melalui berbagai proses, didapatlah Pak Bro Salim, Gilang, Jono, Ahmad, Arnold, Ardy, Nanda dan Indra, yang merupakan karyawan baru perusahaan dan menjadi partner kerjaku di Balikpapan. Mereka kesemuanya asyik dan gokil, mengerti sekali diriku sebagai satu-satunya "orang baru" di Balikpapan.
Partner Kerja
Beberapa dari kami juga intens bertemu di luar jadwal kantor hanya untuk sekedar nongkrong dan bahkan menjelajahi berbagai tempat di seputaran Balikpapan. Nongkrong, nobar, ke pantai, sampai pergi ke rumah tua angker -sebagai bahan untuk ngisi blog- pun mereka temani. Balikpapan, selain kaya akan sumber daya alamnya, ia juga menjadi saksi bisu beberapa peristiwa besar saat penjajahan hingga kemerdekaan dulu. Tak heran, banyak peninggalan bersejarah yang berada di tempat ini.
Halan-halan

Komunitas Baru
Indobarca Chapter Balikpapan. Ini merupakan komunitas pertama yang aku "susupi" ketika di Balikpapan. Sebagai pecinta -bukan fanatik- klub Catalan tersebut, aku selalu mencari komunitas ini di tempat dimana aku merantau setelah pertama kali bergabung di Indobarca Jogja saat kuliah dulu. Sebenarnya masih mencari komunitas Melayu Kepri di sini, namun belum juga menemukan titik terang. IBCB (Indobarca Chapter Balikpapan) pertama ku lihat lewat twitter, lalu chat adminnya. Singkat cerita langsung diajak ikut kopi darat (kopdar). Kopdar IBCB pertama dulu merupakan waktu yang pas, dimana saat itu anggota komunitas sedang rapat guna membahas musyawarah chapter. Berkat pengalaman organisasi saat kuliah dulu, aku dapat memberi beberapa masukan kepada peserta rapat yang 90% tidak kukenal, namun akhirnya akrab bak konco kentel.
Indobarca Balikpapan
Komunitas kedua, Ikatan Alumni Kampus - Chapter Balikpapan, sudah lama menunggu momen ini. Karena di kota yang banyak perusahaan tambang dan minyak, alumni kampusku pasti banyak. Hanya saja dulu tidak tahu harus menghubungi siapa untuk dapat bergabung dengan alumni 'kampus energi' ini. Perkenalan dengan beberapa "pentolan" alumi mengantarkanku pada petualangan baru : resign dan pindah kerja. Di Ikatan Alumni pun aku dipercayai sebagai sekretaris organisasi. Dari sini pulalah, aku banyak mengenal dengan para alumni baik yang seangkatan sampai dengan sesepuh kampus. Bertukar ide, bertukar cerita dan pengalaman. Tak salah memang ketika jadi maba (mahasiswa baru) dulu, salah satu senior mengatakan kampus ini memiliki ikatan alumni yang solid, dimanapun berada. Dan itu terbukti dan sangat terasa bagiku di negeri rantau ini. Alhamdulillah.
Ikatan Alumni Kampus, tetap menggema di udara

Balikpapan : Batu Loncatan 
Tercatat selama di Balikpapan, saya pernah mengunjungi -baik sekedar hang out maupun dinas- beragam tempat di Kalimantan. Samarinda, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Bontang, dan Berau, sudah ada jejak kakiku disana. Tanjung Tabalong dan Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Barito Timur di Kalimantan Tengah. Bahkan sampai menetap di Tarakan, lalu jalan-jalan ke Tanjung Selor dan Pulau Bunyu di Kalimantan Utara.
Masjid Agung Penajam Paser Utara, 2017
Tempat-tempat baru ini memberikan pengalaman yang baru pula padaku. Mengenal berbagai bahasa dan budaya, kebiasaan dan tradisi. Setidaknya akan ada bahan ceritaku kelak ke anak cucu, sebelum kelak sampai waktuku. Luas dan indahnya alam Indonesia yang harus kita syukuri karena telah menjadi bagian dari semestanya.
Pasar Terapung, Sungai Barito, Banjarmasin, 2016
Kesemuanya ini merupakan pengalaman dan pelajaran hidup yang sangat berharga. Balikpapan hampir mengajarkannya dengan sempurna. Menjadi pelengkap puzzle-puzzle cerita hidup merantau, menjadi penambah rangkaian cerita hidup di luar pulau. 
Situs Sejarah PD II, Peningki Lama, Tarakan, 2017


----------

Balikpapan, mungkin ceritanya belum usai, namun untuk saat ini kuanggap telah selesai. Barangkali sejenak menutup buku, untuk kelak akan terbuka lagi dengan lembaran baru. Sebab hidup adalah tentang menghargai masa lalu, menghadapi saat ini, dan bergerak maju menuju perjalanan baru. 



Dari Perbatasan Utara Indonesia,
Balikpapan, Terimakasih.

No comments:

Post a Comment