Sebenarnya cerita ini sudah hampir 8 bulan yang lalu
saat libur lebaran, kami sekeluarga rekreasi ke komplek wisata Batu Madu di
Kecamatan Bunguran Selatan. Seperti sebuah tradisi di sini, saat lebaran idul
fitri hari ke 3 atau hari ke 4, masyakaratnya pergi rekreasi. Ya mungkin untuk
me-refresh-kan fikiran sebelum masuk kerja esok hari nya, dan tentu saja sambil
silaturahim dengan kerabat yang ditemui di tempat rekreasi di sana. Sambil
melepas lelah, sambil menambah pahala dengan silaturahim (insya Allah). Seperti
yang sudah saya jelaskan sebelumnya (disini), komplek wisata Batu Batu terletak
di Batu Bayan, kelurahan Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, masih di
satu Pulau Bunguran Besar di Natuna. Dari pusat kota Ranai menempuh waktu
kurang lebih 20an menit saja dengan kecepatan rata-rata lebih dikit.
|
Kawasan Wisata Batu Madu |
Nama Wisata Batu Madu ini di ambil dari nama “pulau” batu
yang ada tak jauh dari pantai, namanya Batu Madu. Kenapa disebut dengan Batu Madu?
Karena dulu di tumpukan-tumpukan batu granit yang indah ini terdapat sarang
madu, agak aneh memang, yang biasanya madu atau lebah bersarang di dahan pohon di hutan,
ini malah bersarang di batu, di tengah laut pula (belum tau ni spesies madu
apa, hhe). Meski sekarang madu nya sudah tidak ada lagi, namun bekas sarangnya
masih bisa terlihat.
|
Bekas Sarang Madu |
Diakhir pekan saat hari biasa, tempat ini ramai dikunjungi,
apalagi saat libur lebaran ini, sepertinya bakal penuh. Wisata Batu Madu
menawarkan pantai yang indah, dengan ombak yang tenang serta angin yang
sepoi-sepoi, pemandangan jadi lebih indah ditambah dengan dua “pulau” batu di
depannya, Batu Kuoun dan Batu Madu. Lalu terdapat juga Pulau Kemudi yang
terletak agak jauh dari pantai, namun tetap indah terlihat. Objek wisata ini
juga menawarkan berbagai fasilitas untuk memanjakan rekreasi kita.
|
Sepeda air. |
|
Sepeda air |
Ada
penyewaan pelampung untuk berenang, air laut nya tenang dengan ombak-ombak
kecil, tidak berarus kuat, sangat aman untuk anak-anak kecil yang berenang,
meski harus tetap dalam pengawasan. Juga ada penyewaan tikar untuk alas duduk
(semacam piknik ala-ala barat gitu). Lalu ada juga penyewaan perahu “sampan kulek”
dan rakit bagi anda yang ingin ke Batu Madu dan Batu Kuoun tanpa ingin basah.
Dan yang terbaru, ada sepeda air, asyik loo, coba deh. Di objek wisata ini juga
terdapat sungai kecil yang bermuara dekat dengan batu Kuoun, selanjutnya
mungkin akan dikembangkan wisata sungai atau wisata mangrove disini. Kita lihat
saja nanti ya.
|
Batu Madu |
Fasilitas lain adalah adanya lapangan voli bagi kamu kamu
yang senang olahraga, juga ada mushala bagi wisatawan muslim, toilet dan tempat
bilas juga disediakan untuk membersihkan diri setelah berenang di laut. Memasuki
area wisata ini tidak dipungut biaya alias gratis, namun parkir lah kendaraan
yang rapi. Peraturan lainnya adalah jauhi pohon kelapa karena buahnya bisa
jatuh dan menimpa anda, dan jangan sekali-kali membawa minuman beralkohol serta
obat-obat terlarang dan hal-hal lain yang melanggar peraturan serta syariat,
bisa didenda nanti looo. Silahkan membawa bekal dari rumah. Namun jika tidak
membawa bekal, jangan khawatir, Batu Madu juga menyediakan berbagai kuliner
minuman dan makanan khas Natuna untuk mengatasi masalah keroncongan perut kamu.
|
Usah nyacak sambah weii |
|
Dilarang maboook |
Kami pergi agak pagi, untuk menghindari ramainya pengunjung,
meski sudah “booking” tempat dulu, Hhe. Ohya, Batu Madu ini dikelola oleh
swasta, saudara ane ni (saudara seiman), keluarga pak Usman namanya. Anaknya
Eka, teman ane, jadi insya Allah gampang aja urusan. Saat kami sampai, sudah ada
beberapa pengunjung yang datang. Dan Alhamdulillah, semesta mendukung
refreshing kami kali ini. Langit biru dan cerah, air pasang sedang, angin juga
menyapa dengan manja nya.
|
Kawasan Wisata Batu Madu, diambil dari atas batu Kuoun |
|
Pulau Batu Kuoun |
Kesempatan ini tak datang dua kali sepertinya, langsung
aja ane dan adik serta ditemani Eka, yang punya, pergi ke Batu Kuoun untuk
mengambil beberapa gambar, juga ane penasaran dengan bentuk di belakang batu Kuoun
yang menyerupai ………….. hmmmm liat gambar aja deh nanti ya, hhe. Nanti insya
Allah aka nada postingan sendiri mengenai sejarah atau cerita rakyat mengenai
Batu Kuoun ini. Meski air pasang, perjalanan ke Batu Kuoun tidak perlu memakai
rakit, jarak yang dekat membuat air pasangpun hanya berkisar selutut orang
dewasa ganteng seperti ane ni.
|
Batu Kuoun, hayo mirip apa hayo??? |
Pemandangan dari atas Batu Kuoun juga saat
indah, bebatuan granit yang terhampar di laut seakan tersusun membentuk pola,
pola alam, gunung Ranai di sebelah utara jauh juga terlihat gagahnya dari sini,
pulau Kemudi dan Pulau Jantai seperti tepar pesona minta diperhatikan, luar
biasa indah, alamku.
|
Dari atas batu Kuoun |
|
Numpang narsis bentar |
Setelah dari Batu Kuoun, kami pergi ke Batu Madu. Itu tadi
yang ane bilang semesta mendukung, alam “membuat” jalan ke Batu Madu sangat
indah, pasir-pasir laut “muncul” menuntun jalan kami kesana. Batu Madu
merupakan tumpukan-tumpukan batuan granit yang besar, meski tak sebesar Batu
Kuoun. Dan memang, bekas sarang Madu atau lebah masih bisa dilihat di Batu ini.
Juga yang tak kalah menariknya, goresan-goresan yang terpahat secara alami di
Batu Madu ini membentuk lafadz Allah, masha Allah, luar biasa.
|
Batu Madu : Lafadz Allah |
"Yaa Rabb, sungguh indah ciptaan_Mu, bantu kami menjaganya."
Hari sudah beranjak sore, pengunjung pun makin ramai
memadati objek wisata ini. Kami memutuskan untuk pulang dan beristirahat di
rumah. Letih setelah puas-puas bermain dan mengambil beberapa gambar, ponakan
ane juga dengan girangnya berenang di laut tadi, dan saya juga akan
mempersiapkan diri untuk kembali merantau, mencari arti hidup dan jodoh,
cieeeh. See ya.
Sarang lebahnya udah ada pernah lihat? Atau batunya hanya kena dentuman ombak yang belasnya terlihat mirip seperti sarang lebah?
ReplyDeleteBtw batu kuoun nya unik ya. Hahaha
Ia mas sarang lebahnya saya udah lihat,
ReplyDeleteKalo Batu Kuoun nya, hhe.
Ada legenda nya tu, nanti saya posting insya Allah.
Ampun dah. Batu Kuoun itu porno banget. Hahaha. Apa otak aku yang porno nih. *celupin kepala ke air buat bersih-bersih.
ReplyDeletehhe, begitulah adanya.
Deleteada ceritanya ini, tapi bayak versi, ntar dikumpulin dulu ya. hhe
ndk tau lalu kt mene ni
ReplyDeletejalan ke Cemage, sebelum Batu Kasah, kalau dari Sungai Ulu
DeleteEksotis tempatnya gan, keren!
ReplyDeleteSemoga bisa ke sana 😁
Natuna itu kepulauan mana, Nias bukan?
ReplyDeleteKalau dari Tangerang sih jauh pastinya �� cuma tempatnya sih bagus..
Kalo dari Tangerang, ke Natuna itu tinggal ke utara aja gan, naik perahu..
Deletelewati Kep. Seribu, lewati Bangka Belitung, Selat Karimata, sampe deh di Natuna. deket kok
Agak ambigu liat foto batu kuoun itu😁
ReplyDeleteOh ternyata bgitu asal mula disebut Batu madu... Ada nya sarang madu di bebatuan goks juga ya gan... Hehhe
ReplyDeleteYapp, kuasa Allah gan..
DeleteDestinasi wisata yang mesti wajib di lestarikan.. Sungguh indah ciptaan allah swt
ReplyDeletemirip sarang lebah ya batunya, ajak kita org jalan jalan dong kaka
ReplyDeleteBerenang yaa
DeleteKeren juga tempatnya,masih alami.. beda sama pantai sekitar kota ane,udah mulai rusak
ReplyDeleteSemoga g ada bangunan hotel di pinggir pantainya ...di natuna emang banyak banget pemandangan alam yang sangat indah .. salah satunya wisata batu madu iniii
ReplyDeleteUntuk HTM wisatanya termasuk mahal apa kaga gan?
ReplyDeleteRata2 wisata pantai disini gratis gan
DeleteBisa dijadikan alternatif liburan nih next wekend..
ReplyDeletebersih dan terawat tempatnya,gan
ReplyDeleteSemoga untuk k depannya selalu terawat dan terjaga seperti ini..
Izin Bookmark blognya,gan
Siyaaap bosque!
Delete