Friday, April 24, 2015

Natuna dan Kaitannya dengan KTT Asia Afrika

Konferensi Tingkat Tinggi negara Asia Afrika (KTT AA) yang ketiga berlangsung di Jakarta dan Bandung pada tanggal 19 - 24 April 2015 kemarin. Kali ini KTT itu dihadiri oleh 106 Negara  yang terdiri atas 21 pemimpin negara, 80 wakil pemimpin negara (wakil presiden/perdana menteri), dan sisanya merupakan utusan khusus dan pejabat tingkat tinggi. Selain itu, sepuluh organisasi internasional juga akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi KAA, antara lain PBB, Uni Afrika, ASEAN, Bank Pembangunan Asia (ADB), Liga Arab, dan South Center.

Hasil dari KTT AA ini antara lain disepakatinya tanggal 24 April sebagai Hari Asia Afrika, juga dinobatkannya Kota Bandung sebagai Ibukota Solidaritas Asia Afrika, kota Bandung dipilih karena di Kota tersebutlah semangat Asia Afrika terbentuk. Di Konferensi Asia Afrika ini pula kembali diserukan mengenai kemerdekaan Palestina. Untuk diketahui, KTT Asia Afrika yang diadakan pada tahun 1955 silam didasari oleh rasa senasib sepenanggungan negara-negara yang pernah di jajah dan negara-negara yang baru saja merdeka. Oleh karena itulah dukungan atas Kemerdekaan Palestina ini merupakan agenda yang harus direalisasikan pada saat pertemuan tingkat tinggi Asia Afrika di Bandung, mengingat hanya Palestina saja yang belum merdeka di seluruh Asia Afrika.

Bercerita tentang Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrik (KTT AA) ini, seperti yang sudah saya ceritakan pada artikel sebelumnya, Natuna mempunyai ikatan yang kuat dalam sejarah  mengenai KTT Asia Afrika, yaitu jatuhnya pesawat Kashmir Princess, sebuah pesawat carteran milik Air India berjenis Lockheed L-7492A, lepas landas dari Bandara Kai Tak, Hong Kong, pada 11 April 1955. Sebelumnya, ia mengisi bahan bakar dan menjalani pemeriksaan rutin usai menempuh perjalanan dari Bombay, India. Pesawat ini membawa delegasi dari China, juga wartawan dari berbagai negara, yang akan menghadiri Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Rencananya, pesawat itu pula yang akan mengangkut Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri China Zhou Enlai.

Kashmir Princess, via historia.id
Sekira lima jam perjalanan, pada jam tujuh malam, kru mendengar ledakan. Api berhembus ke arah lubang tangki bahan bakar nomor tiga. Dengan cepat pilot mematikan mesin nomor tiga, menyisakan tiga mesin yang menggerakkan pesawat. Dalam waktu sepuluh menit, situasi memburuk. Penumpang ngeri melihat api mulai melahap sayap pesawat dan membayangkan kematian di depan mata. Asap juga memasuki kabin dan kokpit. Kru sempat mengirimkan sinyal bahaya; memberi tahu posisi mereka di atas Kepulauan Natuna, sebelum radio terputus.

Buku Kashmir Princess, karya A. S. Karnik, salah satu awak pesawat yang selamat. 
via trivia.serendip.in


Bangkai Pesawat ketika diangkat, via fly.historicwings.com
Tak ada pilihan bagi pilot kecuali mencoba mendaratkan pesawat di laut. Para kru mengeluarkan jaket pelampung dan membuka pintu darurat. Pesawat menghujam ke laut. Sayap kanan menghantam air terlebih dahulu, merobek pesawat menjadi tiga bagian. Enam belas orang tewas. Tiga orang selamat yaitu :
  1. Anant Shridhar Karnik, teknisi perawatan pesawar Air India International Cooperation;
  2. Dixit, kapten perwira pertama;
  3. J.C. Pathak navigator penerbangan .
Capt D. K. Jatar, salah satu korban yang gugur dalam insiden tersebut. via fly.historicwings.com
Kesemua korban, dibantu oleh para penduduk setempat setelah kurang lebih sembilan jam terombang ambing di laut. Korban yang selamat kemudian dibawa ke Singapura, kemudian dibawa ke Mumbai oleh kapal Angkatan Laut Inggris atas perintah Pandit Nehru. Atas pertolongan penduduk setempat itulah, Presiden Soekarno mengundang mereka untuk datang ke Istana Negara,

Presiden Soekarno bersama dengan Penduduk Natuna yang membantu menyelamatkan korban Pesawat Kashmir Princess.
Pesawat tersebut jatuh di perairan di sebelah barat Pulau Bunguran Besar, diantara pulau Jalik dan Pulau Penganak, sebagian bangkai pesawat yang tidak terangkut masih bisa dilihat ketika air sedang surut.



sumber :
http://www.tempo.co
http://news.detik.com
http://warofweekly.blogspot.com

6 comments:

  1. Artikel yg menarik....salam kenal dari orang bandung. Senang bisa blogwalking kesini
    Salam,
    Butik Komputer

    ReplyDelete
    Replies
    1. trimakasih Megan Fox, salam dari anak Rantau.. :)

      Delete
  2. Terima kasih yang sebesar besarnya kepada Penulis/admin dari saya sebagai anak dari salah satu penyelamat pesawat Kashmir Princess (Alm M. Musa), besar harapan saya semoga Bangsa ini lebih menghargai jasa beliau beliau yang telah mengaharumkan Nama Bangsa...!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. senang sekali bisa mengenal ibu, salam kenal dari kami. Komunitas pecinta sejarah dan budaya melayu Natuna.. semoga nanti kita bisa sharing lebih banyak ye.

      Delete
  3. Karena Bangsa yang besar adalah Bangsa yang tidak melupakan SEJARAH.

    ReplyDelete
  4. Mudah"an ke depannya Bangsa kita tercinta ini lebih menghargai Para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga dan mengharumkan Nama besar NKRI di mata Dunia, Aaaamiin

    ReplyDelete