Monday, November 21, 2022

Cerita Tenis Lapangan: Perkembangan Tenis Lapangan di Natuna

Setelah pertama kali masuk ke Natuna pada tahun 1970an, masyarakat Natuna memiliki alternatif olahraga baru. Meski baru beberapa saja yang mengayunkan raket, sebab saat itu tenis masih dianggap sebagai olahraga kalangan menengah ke atas. Namun lambat laun tenis semakin mendapat tempat di hati masyarakat.

Lapangan pertama yang dibangun adalah lapangan di area Simpang Empat Ranai, yang kala itu memang merupakan pusat kota dan pusat pemerintahan. Lapangan ini dibangun pada tahun 1970an seiring dengan banyaknya proyek nasional dan penemuan lapangan minyak di laut Natuna.
Bekas Lapangan Tenis di Simpang Empat, Kota Ranai
Olahraga tenis ini bahkan sampai ke pulau-pulau kecil di Natuna, tahun 1980an lapangan tenis dibangun di Pulau Serasan. Menyusul pada tahun 1990, lapangan voli di daerah Tanjung Keramat (depan Koramil Midai saat ini) diperlebar dan dijadikan lapangan tenis, bersempena dengan pembuatan pelabuhan kapal oleh PT. Waskita Karya (Pelabuhan WK) di Pulau Midai.

Di Pulau Bunguran Besar, giat tenis semakin terlihat. Seiring berjalannya waktu, lapangan tenis kian bertambah dengan dialihfungsikannya lapangan voli di SMPN 1 menjadi lapangan tenis, dan lapangan tenis di Lanud Ranai (Bandara).
Lapangan Tenis di SMPN 1 Bunguran Timur yang Berubah Menjadi Lapangan Basket dan Voli
Hadirnya banyak lapangan tenis membuat lapangan tenis di Simpang Empat sepi peminat, akhirnya lapangan tenis simpang empat dialihfungsikan menjadi lapangan bola voli. Pecinta tenis beralih bermain di lapangan SMP dan Lanud Ranai. 
Saat ini, lapangan di Simpang Empat sudah beralih fungsi menjadi lapangan basket dan lapangan voli, dan lapangan SMPN 1 kembali menjadi lapangan bola voli dan bola basket yang digunakan siswa-siswi SMPN 1 untuk berolahraga.
Tahun 2000an, pemda Kabupaten Natuna membangun lapangan tenis di kampung Batu Kapal. Sebuah lapangan yang dibangun di dekat pantai dengan pemandangan bebatuan di laut berlatar belakang gunung Ranai. Giat tenis di lapangan milik pemda ini aktif mulai dari pembinaan junior hingga orang dewasa. Turnamen-turnamen lokal juga sering diadakan di lapangan yang akrab disebut dengan Lapangan BK/ Lapangan Batu Kapal ini.

Selama beberapa waktu, Lapangan BK menjadi sentral permainan tenis bagi warga Ranai dan sekitarnya. Hampir tiap hari digunakan, baik untuk bermain ataupun untuk latihan. Lapangan Tenis milik Pemda ini juga merupakan markas bagi Klub Tenis Batu Kapal. 
Lapangan Tenis Batu Kapal
Masih di tahun 2000an, para pecinta tenis di kantor Pengadilan Agama Kabupaten Natuna menginisiasikan sebuah lapangan tenis di belakang kantor yang beralamatkan di Sual. Saat ini lapangan tersebut akrab disebut dengan Lapangan PA, markas klub PTWP (Persatuan Tenis Warga Peradilan).

Saat lapangan milik Pemda di Batu Kapal direnovasi dengan menambahkan satu lapangan tambahan pada tahun 2019, Lapangan PA menjadi alternatif tujuan pecinta tenis di Natuna untuk beberapa saat. Dalam waktu yang "beberapa saat" itu pula dimanfaatkan dengan baik oleh pelatih-pelatih tenis untuk mengajarkan tenis pada masyarakat pecinta olahraga yang ingin mencicipi permainan ini. Hasilnya adalah berdirinya Klub Tenis JR yang kemudian berubah nama menjadi JRPA dan juga menjadikan lapangan PA sebagai markasnya.
Lapangan PA dan JRPA Tennis Club
"Demam tenis" merambah ke kota terapung. Sekitar tahun 2009/2010 lapangan Tenis dibangun di Sedanau, mengingat banyaknya peminat olahraga ini di pulau sebelah barat Bunguran tersebut. Dengan pembinaan yang baik, talenta-talenta petenis Natuna banyak hadir dari pulau Sedanau. Klubnya bernama Natuna Gemilang dan sering meraih juara pada turnamen tenis beregu di Natuna.

Tenis di Natuna semakin berkembang, dengan dibangunnya beberapa sarana pendukung dan juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada tahun 2017, seiring dengan diresmikannya Komposit Gardapati di Natuna, di dalam komplek satuan TNI AD yang beralamatkan di Desa Sepempang ini juga dilengkapi lapangan tenis.
Lapangan Tenis Komposit
Lapangan tenis Komposit merupakan lapangan tenis pertama yang menggunakan cat fleksi. Sebuah pelapis lapangan tenis yag banyak digunakan untuk lapangan outdoor. Saat lapangan milik Pemda direnovasi pada 2019, Dankomposit saat itu juga mengundang pecinta tenis Natuna untuk bermain di lapangan Komposit ini.
 
Dan pada tahun 2020, melihat bayaknya pecinta tenis di Natuna yang pada saat itu "menganggur" bermain tenis akibat faktor cuaca, salah seorang komandan TNI AU di Natuna mengubah sebuah hangar di bandara menjadi lapangan tenis. Ini merupakan lapangan tenis "indoor" pertama di Natuna. Selain digunakan oleh anggota TNI AU untuk olahraga, pecinta tenis di Natuna juga sering diundang oleh Danlanud untuk sama-sama bermain tenis di sini.
Lapangan Tenis "indoor" Hangar Lanud Raden Sadjad
Peningkatan fasilitas juga disertai dengan kompetensi para pecinta tenis. Pengkab PELTI Natuna kerap mengadakan turnamen, mulai dari skala klub hingga kabupaten untuk menampung dan menyalurkan bakat petenis-petenis daerah. Dalam kesempatan lain, beberapa petenis Natuna juga kerap mengikuti turnamen yang diadakan di luar daerah, seperti Batam, Tanjungpinang, Pontianak, hingga Malaysia.

Friday, November 18, 2022

Cerita Tenis Lapangan: Masuknya Tenis ke Natuna dan Perkembangannya

Setelah terbentuk pada tahun 1935, PELTI dengan segala lika-liku perjalanannya telah melewati berbagai masa. Mulai dari pengaruh kolonial Belanda, tidak aktif dimasa Jepang, hingga perjuangan menghidupkan kembali pada masa pasca kemerdekaan. Semua dilalui PELTI dengan teguh dan pantang menyerah, sesuai dengan slogan pada logonya: PANTANG SURUT.  Pelti terus mengembangkan program kerjanya dalam mengenalkan tenis ke seluruh pelosok Nusantara. 

Dan itu terbukti dengan banyaknya atlet-atlet tenis di luar Jawa yang ikut serta dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang berlangsung sejak tahun 1948 di Solo. Masa keemasan tenis Indonesia pada kurun 1968 hingga 1987 berimbas juga pada penyebaran olahraga ini di pelosok tanah air. Tak terkecuali di Natuna, sebuah kepulauan di ujung utara Republik ini.

Tenis diperkirakan masuk ke Natuna pada tahun 1970an, ia kemungkinan besar dibawa oleh para pekerja minnyak dan gas pada awal mula eksplorasi di laut Natuna ini berlangsung. Tahun 1960-1980 merupakan tahun-tahun dimana eksplorasi migas besar-besaran dilakukan di laut Natuna setelah ditemukannya cadangan hidrokarbon yang besar di perairan sebelah barat kepulauan itu. 

Dalam kurun waktu 1970an itu pula, beberapa pulau di Natuna mendapat kunjungan tamu dari luar, baik dari pusat maupun negara asing. Ada yang tinggal dalam beberapa waktu, ada pula yang sebentar seperti melakukan perjalanan dinas kerja. Orang-orang dari luar inilah kemungkinan yang berperan besar dalam membawa tenis lapangan ke Natuna.

Lapangan tenis pertama di Natuna ada di pusat kota Ranai, tepatnya di dekat Simpang Empat. Lapangan tenis ini berjumlah dua buah dan terbuat dari semen. Menurut keterangan papa saya, Noorhidayat (Buyung), tahun 1970an ia sudah menjadi ballboys ketika ayahnya (kakek saya) bermain tenis dengan bule di lapangan tersebut. Raketnya yang digunakan masih berbahan kayu. Daerah tersebut memang merupakan pusat olahraga sekaligus pusat hiburan, karena di sebelahnya juga terdapat lapangan bola dan gedung pertemuan yang digunakan dalam berbagai acara.

Bekas Lapangan Tenis di SMP Negeri 1 Bunguran Timur

Tenis lapangan lambat laun mendapat tempat di hati masyarakat Natuna khususnya di Ranai dan sekitarnya. Pada tahun 1980an ada dua lapangan tenis tambahan yang dibangun, yang pertama di dekat SMPN 1 Bunguran Timur, papa menceritakan bahwa lapangan tenis ini berasal dari lapangan voli yang dialihfungsikan. Lalu yang kedua adalah di pangkalan udara TNI AU, lapangan ini dibuat oleh TNI AU dan perusahaan minyak (yang saat itu memiliki basecamp di hangar LANUD Ranai). Belum diketahui yang mana terlebih dahulu dibangun antara dua lapangan ini.

Seiring berjalannya waktu, tenis mendapat perhatian dari pemerintah. Ini terlihat dengan dibangunnya lapangan tenis pemda Natuna di kawasan Batu Kapal. Karena lokasi yang dekat dengan kota, lapangan tenis ini menjadi tempat lokasi favorit baru bagi para pecinta tenis. Sehingga lahir komunitas tenis yang diberi nama Natuna Tennis Community.

Lapangan Tenis Batu Kapal

Giat tenis di lapangan pemda (selanjutnya lebih akrab dengan sebutan Lapangan Tenis Batu Kapal) ini semakin berkembang. Tak hanya sebagai ajang melepas hobi bagi para pemain dewasa, namun juga membuka kesempatan latihan bagi petenis muda untuk regenerasi kedepannya. Bahkan tenis junior Natuna pernah ikut serta dalam ajang Batam Tennis Junior Open pada tahun 2005. Dan pada tahun yang sama, salah satu atlet tenis junior Natuna menjadi delegasi kontingen Provinsi Kepulauan Riau (kontingen peninjau) dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2005 di Medan.

Saya kembali mengingat, kala itu masih kelas 3 SD, papa mengajak saya ke lapangan tenis, bermain, dan kemudian dilatih oleh bang Yanto, lalu dilanjutkan oleh bang Udin. Pertengahan taun 2000an, Pengkab Pelti Natuna mendatangkan pelatih tenis junior nasional asal Pontianak, bapak Zulkarnain (pak Jul) untuk melatih para petenis junior Natuna. 

Latihan intens mulai dilakukan oleh pak Jul, metode pelatihan yang menyenangkan menarik banyak peminat petenis muda. Sayang, program ini tak bertahan lama. Pak Jul kembali ke Pontianak. Kepelatihan Tenis dilanjutkan oleh pak Rahman (alm), bang Kas, coach Nyat (Jamiat), dan lain-lain.

Kian hari, tenis di Natuna semakin banyak peminatnya, ia datang dari berbagai kalangan. Lalu agar terciptanya wadah tempat para petenis ini bernaung, akhirnya dibentuknya kepengurusan Pengkab PELTI Natuna dengan ketua pertamanya Darmansyah (alm). Pengurus PELTI pertama ini banyak melakukan kegiatan-kegiatan seperti tur persahabatan dengan Pengkot PELTI Pontianak, Kalimantan Barat, ikut serta dalam berbagai lomba tingkat provinsi, bahkan sampai ke negeri jiran, dan lain-lain. Bersamaan dengan itu, pembinaan atlet muda juga terus dilakukan. 

Tim Tenis Natuna pada Porprov Kepri 2022 di Bintan

Tenis Natuna juga ambil bagian dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau, dari edisi pertama tahun 2006, hingga yang ke V di tahun 2022 ini. Meski dengan prestasi yang naik turun, namun tenis Natuna sudah bisa unjuk gigi dalam beberapa ajang perlombaan. 

Ketua PELTI kedua adalah bapak Kamaruddin, yang menjadi plt Ketua Umum setelah bapak Darmansyah meninggal dunia. Lalu dilanjutkan dengan bapak Marsidi yang menjadi ketua Pengkab PELTI Natuna hingga tahun 2020. Tampuk kekusaan Pengkab PELTI Natuna berpindah dari bapak Marsidi ke bapak Iskandar Dj, sayang baru beberapa hari menjabat, beliau wafat secara mendadak karena serangan jantung. Ketua Umum Pengkab PELTI Natuna selanjutnya dipegang oleh Daeng Ganda Rahmatullah untuk periode 2020-2025.

Pelantikan Penkab PELTI Natuna 2020-2025