Wednesday, March 3, 2021

Kecamatan Pulau Tiga Setelah Belasan Tahun : Sejarah Singkat dan Potensi yang Ada

Beberapa waktu lalu, saya dan rekan komunitas bertemu dengan teman-teman dari TV Desa. Dari nongkrong-nongkrong gahol ini, kami menghasilkan beberapa kesepakatan. Satu diantaranya adalah meliput bersama di beberapa desa yang ada di Natuna. Berkolaborasi, TV Desa dengan programnya, dan komunitas kami, Kompasbenua juga dengan programnya. Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Desa Serantas dan Desa Tanjung Batang di Kecamatan Pulau Tiga. 
Perjalanan menuju Pulau Tiga


Sejarah Pulau Tiga
Pulau Tiga merupakan gugusan kepulauan yang terletak di selatan pulau Bunguran Besar. Menurut warga setempat yang saya tanyai, penamaan Pulau Tiga berasal dari 3 pulau-pulau besar yang pertama berpenghuni, yaitu Pulau Sabang Mawang, Pulau Tanjung Kumbik dan Pulau Sededap. Pada awal-awal Natuna mekar menjadi kabupaten pada 1999, Pulau Tiga berada dalam wilayah Kecamatan Bunguran Barat dengan pusat pemerintahan di Sedanau yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Pulau Tiga, Desa Sabang Mawang dan Desa Sededap.
Pelabuhan Desa Sabang Mawang
Seiring berjalannya waktu, terjadi pemekaran desa-desa di sekitaran Pulau Tiga. Hingga akhirnya, wilayah Pulau Tiga menjadi kecamatan tersendiri yang menaungi 3 pulau besar yang saya sebut tadi dengan pusat pemerintahan berada di Nyit-nyit atau Tanjung Persenangan, di Desa Sabang Mawang Barat saat ini. Lalu pada tahun 2016, Kecamatan Pulau Tiga kembali mekar dengan lahirnya Kecamatan Pulau Tiga Barat dengan pusat pemerintahan di pulau Tanjung Kumbik.

Kecamatan Pulau Tiga saat ini terdiri dari enam desa, empat desa berada di Pulau Sabang Mawang yaitu Desa Sabang Mawang (yang lebih dikenal dengan Balai), Desa Sabang Mawang Barat, Desa Tanjung Batang dan Desa Serantas. Serta dua desa lagi berada di pulau Sededap, yaitu Desa Sededap dan Desa Teluk Labuh.
---------------

Perjalanan kami dari Ranai bermula pagi hari, karena mengejar jadwal mutur (kapal kayu kecil bermesin) yang sudah mulai jalan dari pelabuhan rakyat Selat Lampa dari jam 7 pagi. Rata-rata ukuran mutur tidak terlalu besar, bisa memuat sekitar 30 orang dan 5 buah sepeda motor di bagian atasnya.
Pemandangan di Kecamatan Pulau Tiga
Pulau Sabang Mawang, pulau terbesar di Kecamatan Pulau Tiga juga dimana pusat Kecamatan Pulau Tiga berada, terletak tepat di depan pelabuhan Selat Lampa. Jarak dari Selat Lampa menuju pulau ini memakan waktu kurang lebih 20 menit. Melintasi Selat Lampa dengan pemandangan alam yang luar biasa indahnya, suai untuk memanjakan mata.

Saya jadi teringat, terakhir mengunjungi pulau ini ketika SD dahulu, awal tahun 2000an ketika orang tua bertugas di Lampa. Saat itu hanya pergi di satu tempat saja, dan belum bisa mengeksplor pulau, (karena masih kecil belum boleh keluar sama mama 😔). 

Halan - halaaaan
Kami berhenti dan turun di pelabuhan Desa Sabang Mawang. Setelah sepeda motor dinaikkan ke pelabuhan, kami langsung berjalan mengitari pulau, melewati sisi pulau menuju Desa Serantas. Akses jalan sudah bagus, hanya beberapa tempat saja yang belum disemenisasikan. Jarak dari Desa Sabang Mawang menuju Desa Serantas berkisar antara 15 km. Sebenarnya sangat dekat, sebab Desa Serantas berada "di belakang" Desa Sabang Mawang, namun akses jalan yang memadai belum tersedia, jadi terpaksa memutar pulau untuk mencapai desa Serantas ini.


Potensi Wisata Kecamatan Pulau Tiga
Setelah semua desa di pulau ini kami datangi, tampaklah potensi wisata yang luar biasa. Pulau Sabang Mawang merupakan pulau yang unik. Selain pulau Setanau yang menjadi daya tarik wisata andalan dan juga merupakan salah satu geosite Geopark Nasional Natuna, ada juga daerah lain yang tak kalah indahnya.

Desa Sabang Mawang, selain "memiliki" pulau Setanau sebagai objek wisata anadalannya, Desa ini juga memiliki pelabuhan terpadu yang dibangun ketika Menteri Susi menjabat di kemenKKP. Pelabuhan ikan terpadu itu sering disebut dengan SKPT dimana usaha bisnis ikan di kabupaten ini berjalan.

Suasana di Desa Sabang Mawang
Di Desa Sabang Mawang Barat, view kantor Camat yang terletak di kampung Tanjung Persenangan juga very very amazing. Pemandangan "komplek" pegunungan selatan Bunguran dan Pulau Tanjung Kumbik milik Kecamatan Pulau Tiga Barat siap memanjakan mata. Tak jauh dari lokasi kantor camat, ada lokasi bekas kota tua dengan rumah besar sebagai "pusatnya". Rumah Raja-raja, begitu warga menyebutnya. Dahulu, lokasi bernama Nyit-nyit ini merupakan pusat perputaran ekonomi, banyak kapal-kapal besar yang singgah di tempat ini saat itu.
Kantor Camat Pulau Tiga dari kejauhan
 Lain pula di Desa Tanjung Batang. Desa dengan area terluas di Pulau ini memiliki potensi sejarah yang besar. Ada 7 kuburan tua yang tersebar di beberapa titik di Desa. Kuburan tua ini memiliki nisan dan badan kuburan yang terbuat dari batu karang dengan ukiran yang khas. Tim Arkeologi Nasional pernah meneliti kuburan ini dan belum mengeluarkan rilis pasti mengenai asal usul sampai, tahun pembuatan hingga siapa yang ditanam dikuburan ini. Desa Tanjung Batang juga memiliki masjid tua yang disebut dengan Masjid Al-Qyam, ada meriam yang dipasang di halaman masjid. Dahulu meriam ini digunakan warga untuk memberi tanda bahwa masuknya 1 Ramadhan dan 1 syawal. Dentuman yang dihasilkannya terdengar hingga ke pulau Sededap dan pulau Tanjung Kumbik.

Salah satu situs Kuburan Tua Desa Tanjung Batang
Dan Desa Serantas yang terletak di sisi timur Pulau Sabang Mawang tak mau ketinggalan. Desa yang menghadap langsung ke laut lepas ini memiliki alam yang indah. Pulau Genteng yang letaknya tak jauh dari desa juga memiliki pesona yang memikat. Dari sisi sejarah, daerah Serantas dahulu merupakan markas pusat tentara jepang ketika menginvasi Nusantara pada 1942-1945. Bahkan beberapa peninggalannya masih bisa kita lihat hingga saat ini. Laut sekita Desa dan Pulau Genteng dangat biru dan jernih, pantai di pulau Genteng berwarna putih berkilau bak memancarkan sinar terlihat dari kejauhan.
Peninggalan Jepang di Desa Serantas
------------

Itu beberapa potensi yang dimiliki Pulau Sabang Mawang di Kecamatan Pulau Tiga. Baru satu pulau saja, belum semuanya terekspos, dan sudah banyak potensi yang bisa dikembangkan. Yang tadi saya jelaskan baru dari sisi pariwisata secara umum. Belum lagi dengan potensi perikanan dan lautan. Pulau Sabang Mawang juga memiliki potensi budaya yang patut untuk dikembangkan. Keanekaragaman biologi dan geologi yang dimiliki pulau ini kemungkinan besar bisa membuat geosite dari Geopark Natuna bertambah satu. 😁


Pulaaaaaang








2 comments: