Sunday, May 19, 2019

Ngabuburit Berfaedah Bareng Komunitas Pecinta Sejarah Tarakan

Kemarin terasa sekali berbedanya. Sebab sudah lama tak melakukan hal-hal berguna. Bersama rekan-rekan baru di Kota ini, saya dan beberapa teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Sejarah Tarakan melakukan bersih-bersih situs sejarah di "komplek" Situs Juwata Laut. 

Juwata Laut, merupakan nama sebuah Kelurahan di Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan. Daerah ini dahulu merupakan basis pertahanan dikala perang berkecamuk. Fasilitas-fasilitas pendukung perang banyak dibangun di daerah ini, mulai dari gudang markas dan amunisi, gardu listrik, bunker-bunker perlindungan hingga senjata pertahanan perang.  
Beberapa titik sebaran situs-situs sejarah di Juata Laut
Setelah perang selesai dan Indonesia merdeka, bekas fasilitas perang ini ditinggal begitu saja. Lama ditinggal membuat situs-situs ini ada yang sudah rusak dan bahkan hilang. Beberapa situs yang tersisa didata oleh pemerintah dan dijadikan situs budaya, sebagai bagian dari wisata sejarah dan pembelajaran. Namun beberapa situs yang masuk dalam pengawasan pemerintah juga ada yang luput dari penjagaan dan perawatan. Ada yang digenangi air, disalahgunakan, ada yang dipenuhi sampah dedaunan, dan bahkan ada yang (seperti) dijadikan tempat sampah warga. 
beberapa situs sejarah di Juata Laut
Sangat disayangkan situs-situs sejarah ini seperti ditinggalkan begitu saja. Padahal ia sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pelajaran sekaligus objek wisata sejarah di Tarakan. Berangkat dari situ pula, kami atas nama Tarakan Tempo Doeloe : Komunitas Pecinta Sejarah Tarakan berinisiatif untuk membersihkan beberapa situs sejarah yang terletak di Juwata Laut ini. Sebab jika lokasi di sekitar situs bersih akan menarik keinginan orang lain untuk mengunjunginya, sehingga bisa menjadi objek wisata yang bisa menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Komunitas Tarakan Tempo Doeloe merupakan komunitas baru di Tarakan, (perihal pembentukannya akan dibahas dilain artikel ya). Ia resmi terbentuk pada 20 April 2019 lalu, komunitas ini akan konsen pada edukasi, pencarian, perawatan dan revitalisasi situs-situs sejarah yang ada di pulau Tarakan. Mengingat dahulu Tarakan merupakan salah satu panggung perang dunia kedua di Nusantara.
Logo Tarakan Tempo Doeloe : Komunitas Pecinta Sejarah Tarakan
Setelah beberapa kali kopdar dan rapat, akhirnya dipilihlah Juwata Laut sebagai tempat untuk mengadakan program kerja pertama dari komunitas ini. Kami membagi tugas masing-masing member dengan job description masing-masing. Selanjutnya hal pertama yang dilakukan adalah survei lokasi dan memohon ijin pada warga setempat yang berwenang bahwa kami akan melaksanakan aksi bersih-bersih. Lalu dilanjutkan dengan mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan. Setelah siap, saatnya aksi di hari H, sabtu 11 may.

Titik kumpul didepan SDN 023 setelah zuhur, Alwi adalah member pertama yang datang setelah saya, lalu dilanjutkan dengan pak Eko Walet, Sri Rahayu dan rekan-rekan yang lain, juga dari teman-teman Komunitas Bebas Sampah Tarakan (kemarin sudah langsung sowan ke Ketua KBS untuk mengundang mereka dalam aksi ini). Setelah ramai, kami menuju lokasi sementara yang belum berkumpul kami persilahkan langsung menuju lokasi kegiatan.
Tim Ngumpul Pertama
Diluar perkiraan, lumayan banyak peserta yang ikut berpartisipasi, yang jarang ikut kopdar juga nampak hadir kali ini. Semangat dan antusias yang patut diberi apresiasi.

Ada tiga situs Juwata Laut yang jadi "target" kegiatan. Situs pertama adalah bunker amunisi, terletak di belakang rumah warga, sekitar 30 meter dari jalan besar. Lokasinya yang masuk ke dalam ini membuat tempat ini jarang dikunjungi, terlihat dari banyaknya sampah dedaunan dan tebalnya lumut di dinding bunker, dalam bunker yang berukuran sekitar 2 x 2 meter itu pun tergenang lumpur. Situs kedua adalah bunker logistik, ia terletak tepat di belakang salah satu rumah warga, tak jauh dari jalan raya, sekitar 10 meter saja. Sehingga mudah sekali untuk menemukannya. Bunker ini berukuran lebih besar dari situs pertama tadi, tempatnya juga tergolong bersih, hanya sampah dedaunan di sekitar lokasi, di dalam bunker terdapat banyak debu karena jarang dibersihkan. Situs ketiga adalah bekas gardu listrik, situs ini berukuran paling besar dibanding situs-situs yang sudah ditemukan di Juwata Laut. Letaknya tepat di pinggir jalan, sekitar situs ditumbuhi rumput-rumput, di dalam nya seperti dijadikan "gudang" oleh warga, banyak terdapat barang-barang disana. 
Kegiatan bersih-bersih situs.
Ketiga situs yang letaknya berdekatan itu semua kami bersihkan, luar dan dalam. Sampah-sampah dan lumut-lumut di dinding disikat habis oleh peserta yang sangat antusias, puasa tak mengendurkan semangat mereka. Dalam menjalani aksi ini, kami tidak sendiri, Komunitas Bebas Sampah (KBS) Tarakan, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Tarakan, dan warga RT 16 yang berada di sekitar situs juga dengan sukarela membantu kami. Memang salah satu program kerja komunitas kami adalah merangkul komunitas dan lembaga-lembaga terkait dalam menjalankan program kerja. Bukankah dengan bekerja sama segalanya akan menjadi ringan, ye kan?

Dukungan juga datang dari berbagai media seperti TVKU (TV Kalimantan Utara), Koran Radar Tarakan, dan akun instagram visi muda juga memasukkan agenda pertama kami ini dalam timeline beritanya. TVKU, meliput dari awal hingga selesai kegiatan ini. Sebuah penghargaan besar bagi komunitas kami yang baru saja lahir ini.
Mashook tipiiii
Akun IG @visi.muda dan mashoook koran juga
Setelah membersihkan tiga situs di Juwata Laut, kami mendapat "bonus" dari pak RT untuk mengunjungi satu situs lagi, yaitu bunker dan senjata pertahanan. Dari dulu saya ingin memasuki area ini. Situs ini berada di dalam komplek sebuah perusahaan pengolahan kayu yang tidak beroperasi lagi, namun masih dijaga. Sehingga agak tidak mudah untuk mengunjunginya, terlebih di sekeliling perusahaan dipagari tinggi dan dijaga oleh anjing penjaga, makin ciut nyali awak
Foto di situs "bous" pak RT
Bareng KBS Tarakan yang mantul!
Setelah rangkaian acara selesai, sebagai warga netijen di negara +62 : foto-foto adalah hal yang wajib dilakukan sepertinya. Lalu sebagian membubarkan diri dan pulang karena waktu berbuka puasa sudah hampir tiba, sedangkan sebagian dari kami memilih berbuka puasa di rumah salah satu anggota Komunitas yang memang tak jauh dari lokasi situs. Sambil silaturahmi dan berdiskusi ringan untuk agenda-agenda berikutnya. 
Lokasi pertama setelah pembersihan

Lokasi kedua setelah bersih-bersih

Lokasi terakhir, setelah dibersihkan
Briefing dan penutupan

Thank you so much.
Great!

1 comment:

  1. Bagus bgt kegiatannya, selain positif juga menambah wawasan dan pertemanan.

    ReplyDelete