Tuesday, March 26, 2019

Wisata Sejarah di Balikpapan - Museum Kodim Mulawarman dan Dahor Heritage

Berpredikat sebagai sebuah kota besar sekaligus kota industri tak membuat Balikpapan melupakan sejarahnya. Kota yang telah berusia lebih dari seratus tahun ini menyimpan banyak peninggalan yang bernilai sejarah tinggi yang bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Mulai dari zaman kolonial Belanda, kepedudukan Jepang, hingga zaman kemerdekaan Indonesia. Sejarah kota Balikpapan juga tak lepas dari peran industri perminyakan ketika Belanda mengebor pertama kali di daerah ini.

Untuk itu, sebagai pecinta sejarah, perlu rasanya bagi saya untuk menelurusi beragam peristiwa sejarah yang terjadi di Kota Minyak ini. Sebagai kota tua, banyak situs bersejarah yang tersebar di Balikpapan. Bangunan-bangunan tua dan bunker serta meriam bertebaran di berbagai tempat di Balikpapan. Mengingat dahulu Balikpapan merupakan daerah penghasil minyak serta memiliki kilang penyulingan minyak besar yang dioperasikan oleh penjajah, baik Belanda maupun Jepang. Dari situ pulalah segala fasilitas umum hingga fasilitas pertahanan menghadapi perang dibuat di kota ini. Hingga saat ketika Indonesia merdeka sisa-sisa bangunan ini masih bisa kita nikmati beberapa adanya.

Menurut akun instagram @bppn_doeloe, banyak situs bersejarah yang ada di Balikpapan, sebagiannya masih utuh sebagian lagi sudah rusak, bahkan hilang, foto-foto jadoel yang terarsipkan dengan rapi saja yang bisa menunjukkan keberadaan situs-situs tersebut. Ada sedikit sesal juga saat masih berada di Balikpapan dulu tidak saya manfaatkan untuk mengeksplor lokasi-lokasi ini. Berhubung waktu singkat yang saya miliki saat ini (ke Balikpapan, cuma dinas kerja), membuat saya tidak sempat untuk menelusuri semua situs yang ada. Akhirnya saya memilih museum dan Dahor Heritage Balikpapan saja yang saya kunjungi. 

Museum Kodam Mulawarman TNI AD
Ini merupakan museum pertama yang ada di Balikpapan, ia diresmikan pada tahun 2008 oleh Pangdam VI/Tpr Mayor Jenderal Tono Suratman. Semula museum ini bernama Museum Tanjung Pura sesuai dengan nama Daerah Militernya, seiring dengan dibentukan Kodam baru menjadi Mulawarman, maka nama Museum juga ikut menyesuaikan. Museum yang letaknya di Jalan Letjend Suprapto, di Kampung Baru ini merupakan kawasan konservasi yang dimiliki TNI AD dan berisi banyak koleksi tentang TNI AD, dokumen-dokumen, buku-buku dan beberapa senjata yang digunakan pada era kemerdekaan dulu.
Gerbang Museum, Panser dan Meriam - Museum Kodim Mulwarman
Setelah masuk gerbang dan menuju ke museum, kita sudah disambut dengan meriam dan panser yang terletak di depan bangunan museum. Kemudian setelah mengisi buku tamu, kita dipersilahkan masuk dan ditemani oleh penjaga museum yang ramah. Ruang pertama dari bangunan yang sudah digunakan dari era perang dunia II ini berisi prasasti nama-nama para pejuang yang gugur saat melaksanakan tugas. Dan juga ada patung dengan seragam lengkap yang biasa digunakan dilingkungan TNI AD. Jika pengunjung ramai, terutama anak-anak sekolah, maka di ruangan ini mereka harus menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan beberapa lagu wajib nasional, baru meneruskan ke ruangan berikutnya.
Sebuah program yang bagus untuk generasi penerus agar ingatan akan perjuangan bangsa tak tergerus.
Ruang pertama dan kedua - Museum Kodim Mulawarman
Ruangan berikutnya diisi oleh lambang-lambang kesatuan yang ada dilingkup TNI AD, mulai dari lambang-lambang Kodam yang ada di seluruh Indonesia, hingga logo unit-unit satuan dan duplikat bendera-bendera kesatuan yang harus dibawa saat bertugas. Foto sejarah Kodim VI beserta para Komandan nya juga dipamerkan disini. Ada juga peralatan perang yang dipajang dilemari. Alat musik jadoel menggantung di didinding di dalam lorong yang menuju keruangan berikutnya.
Ruangan ke tiga (kiri atas), empat (kanan atas) dan lima (bawah) - Museum Kodim Mulawarman
Ruangan berikutnya berisi alat-alat komunikasi dan perlatan medis yang digunakan saat perang dahulu. Di dinding juga terdapat plakat-plakat penghargaan milik TNI AD. Ruang kelima yang saya masuki berisi koleksi senjata-senjata api yang digunakan saat melawan penjajah, dari senjata mesin hingga senjata tradisional seperti mandau dan tameng khas suku Dayak. Berlanjut ke ruangan terakhir, berisi foto-foto kegiatan para tentara saat bertugas, miniatur kapal, pesawat dan tank serta buku-buku bacaan tentang ketentaraan. Sebenarnya ada satu ruangan lagi, yaitu ruangan audiovisual, tempat diputar film-film dokumenter. Hanya saja itu akan dibuka jika pengunjungnya ramai.

Museum ini terbuka untuk umum, dari jam 9 pagi hingga pukul 3 sore. Kebanyakan pengunjung datang dari kalangan pelajar. Dan tidak dipungut biaya untuk memasukinya. Jangan lupa isi buku tamu dan kesannya juga ya, oke.

Dahor Heritage / Museum Balikpapan
Tak jauh dari museum Kodim Mulawarman ini, berjarak sekitar 2 km menuju arah Pertamina, disebelah kiri jalan akan kita temukan salah satu cagar budaya yang saat ini dijadikan museum oleh Pemerintah Kota. Orang biasa menyebutnya Rumah Dahor, dan kini menjadi Museum Balikpapan. Rumah Cagar Budaya Dahor / Dahor Heritage yang terletak di jalan Dahor no 1 ini merupakan komplek perumahan milik Pertamina yang sudah berumur. Barangkali dahulu merupakan rumah bagi para karyawan BPM, perusahaan minyak Belanda saat mengoperasikan sumur minyak di sini, lalu beralih menjadi miliki Pertamina ketika kemerdekaan telah direbut.
Dahor Heritage
Ada beberapa rumah cagar budaya di sekitar sini, namun yang saya datangi hanya satu saja. Mengingat waktu yang terbatas. Rumah Dahor seperti rumah biasa pada umumnya, namun ia berbentuk panggung yang tinggi, dengan pintu-pintu yang tinggi pula, menyesuaikan dengan ukuran tubu orang Belanda. Di dalamnya terdiri dari beberapa ruangan yang kini dijadikan ruang pameran museum. 
Koleksi Dahor Heritage
Koleksinya bisa dibilang sedikit untuk ukuran museum daerah. Hanya terdapat kursi jadoel di ruangan utama, sepeda onthel, lemari, telepon dan radio jadoel. Selebihnya adalah foto-foto Balikpapan era kependudukan Belanda hingga masa kemerdekaan. Termasuk peta perang hingga peta Kota Balikpapan zaman dulu yang terfokus pada kilang-kilang minyaknya. 

Menurut artikel yang saya baca, ada 9 rumah Cagar Budaya yang akan dijadikan museum. Saat ini baru 2 rumah yang dimanfaatkan. Si penjaga museum ini juga mengatakan, rumah serupa yang terletak tepat disebelah rumah ini juga difungsikan sebagai museum yang berisi buku-buku sejarah. Namun saya tidak meneruskan kesana, karena waktu yang terbatas. Semoga Dahor Heritage semakin baik dengan penambahan koleksi-koleksinya. Untuk diketahui, tempat ini dibuka pukul 9 hingga 3 sore dengan tidak dipungut biaya saat memasukinya.

Jasmerah!

5 comments:

  1. Salah satu pentingnya sejarah adalah meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme dlm msyarakat khususnya pelajar.. Mudah2n ank indonesia saat ini sll mempelajari sejarah dan bersyukur thp jasa para pahlawan yg membela negri tercinta ini. Nice article kak 😁

    ReplyDelete
  2. Dulu saat sekolah, sering berkunjung ke museum di Padang. Adtyawarman namnya. Sekarang mah mah gak pernah lagi. Di Batam ada gak ya?

    ReplyDelete
  3. Dahor Heritage ini dulu apa? rumah tinggal prajuritkah? sehingga benda-benda di dalamnya cuma sedikit doang?

    ReplyDelete
  4. Wow disambut meriam, ngeri kali ��
    Udh gratis pun msh sepi yg dtg y.. Pdhl penasaran dg audiovisualnya..��

    ReplyDelete
  5. duh nyesel banget waktu ke kota ini beberapa tahun lalu ga sempat eksplore
    padahal balikpapan banyak tempat menarik juga ya
    makin penasaran nih dan pengin bisa ke kota ini lagi untuk bisa melihat langsung

    ReplyDelete