Friday, January 25, 2019

Menambah Wawasan Tentang Kopi di Coffee Talk Bareng Reza Adam Ferdian

Malam kemarin (23/01), tak seperti malam-malam biasanya di Tarakan Brewing House (TBH), kedai kopi yang lagi hits di Tarakan. Meja dan kursi yang ada perlahan mulai ditempati oleh para pengunjung, perlahan-lahan gelombang pengunjung datang dan mengisi meja dan kursi kosong yang tersedia. Seakan tak cukup, crew TBH menambahkan beberapa kursi lagi yang diambil (atau dipinjam) daritempat penyimpanan.

Yap memang malam kemarin, TBH dan komunitas Tarakan Menyeduh menyelenggarakan event kecil-kecilan bertajuk Coffee Talk. Sebuah "seminar kecil" (lebih ke sharing sebenarnya) mengenai kopi. Sambil mengenalkan seluk beluk kopi kepada milenial di Bumi Paguntaka ini.

Saya sangat antusias dari beberapa hari lalu ketika Wifaq, sang owner TBH menginfokan kepada saya perihal event ini. Sudah "booking" tempat dengan datang sebelum isya, sementara acara baru mulai pukul 8 malam WIN (Waktu Indonesia Ngopi). Setelah isya, saya langsung mengambil tempat yang tidak jauh dari SPK (Sentral Pembuatan Kopi) alias tempat barista meracik kopi-kopi pesanan pengunjung, karena saya yakin pembicara takkan jauh-jauh dari situ.

Ditemani secangkir hot capucino, saya duduk sendiri. Sementara pengunjung sudah ramai menanti acara dimulai. Mereka datang berkelompok, berkomunitas. Saya masih pelangak-pelongok saja ditempat duduk tanpa teman. Maklum, mahkluk baru di sini. Sambil mengeluarkan catatan kecil yang selalu ada di tas saya, dan menulis apa saja yang bisa ditulis untuk menghilangkan canggung, hhe. Kadang-kadang ingin memanggil para pengunjung di luar yang tak kebagian tempat, tapi nanti dikira penjahat. Sedih akutuh.
Pulpen dan kertas, serta kopi. Tapi tanpa, apa yang bisa kutulis lagi, selain rindu?
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya coffee talk dimulai. Pembicaranya adalah Reza Adam Ferdian. Seorang barista yang sudah lumayan dikenal di dunia "hitam" Indonesia. Bang Rez, panggilannya, dulu merupakan seorang akuntan dan konsultan di perusahaan migas, lalu memilih banting stir menjadi seorang barista dan mendirikan KOPISOB di daerah Tebet, Jakarta. Pilihannya terjun di dunia kopi ini ternyata membuahkan hasil dengan menjadi juara tiga dalam Indonesia Coffee Masters 2018 lalu. Ia juga merupakan satu dari puluhan asesor kopi yang bertugas mensertifikasi barista yang ada di Indonesia ini. Jadi, kamu kamu kudu dapat tandatangan bang Rez kalau mau jadi barista yang tersertifikasi.
Coffee Talk with bang Rez
"Kopi, orangnya itu-itu saja"
Begitu kalimat awal dari Bang Rez setelah ucapan salam. Lalu Coffee Talk ini dilanjut dengan penjelasan sejarah (legenda) singkat tentang kopi di dunia. Ada dua versi penemuan kopi di dunia yang diceritakan bang Rez ini. Pertama adalah dari Afrika, tepatnya di Abyssinia, bagian dari negara Ethiopia pada abad ke 9. Ketika seorang peternak melihat kambingnya menjadi hiperaktif setelah memakan tanaman bijian. Dan ketika biji itu dibakar terciumlah aroma harum yang khas. Dari sinilah kopi bermula. Sehingga, "berkopi" ini menjadi salah satu ritual yang digunakan oleh beberapa suku disana untuk "melantik" wanita muda menjadi dewasa. Jadi jangan ngaku wanita dewasa di suku ini jika belum tau bagaimana caranya berkopi, mulai dari panen hingga airnya disrupuut.

Refrensi kedua mengenai sejarah kopi yaitu berasal dari dunia islam. Tepatnya di kota Mocha, Yaman, bagian dari negara Arab. Oleh ulama-ulama sufi. Ketika salah seorang tabib Sufi dikucilkan oleh penguasa, lalu menyendiri dalam gua, ketika ia lapar ia menemukan pohon dengan buah biji, pahit ketika dimakan, namun nikmat ketika biji-bijian tersebut diolah, disebuh dan diminum. Selanjutnya kopi dikenal sebagai minuman energi (untuk berdagang). Dan istilah kopi juga berasal dari bahasa Arab, qahwah yang berarti kekuatan. Dari sinilah kopi mulai diperdagangkan. Sebagai minuman energi, juga sebagai obat.

Selanjutnya "biji ajaib pemersatu bangsa" ini menyebar ke negara-negara Eropa via Andalusia - Spanyol, ke Belanda hingga Inggris. Dari Belanda menuju ke India dan berlanjut ke Indonesia pada akhir 1600an. Di Indonesia, kopi dikembangkan melalui sistem tanam paksa yang diterapkan penjajah ketika itu. Hingga menyebar ke berbagai tempat dan pulau di Nusantara, termasuk Kalimantan. Terdapat nama daerah Pondok Kopi di Jakarta Timur, konon namanya ini diambil dari banyaknya pohon kopi yang banyak tumbuh di daerah ini dan kerap dibawa oleh penjajah ke negeri asalnya. 

Bang Rez melanjutnya talking-talkingnya. Ia menyebutkan bahwa kopi ini memiliki berbagai manfaat, diantaranya adalah sangat bagus untuk otak, juga sebagai pembangkit semangat. Kopi juga sangat cocok diminum oleh orang yang terkena diabetes level dua. Kafein yang terkandung dalam kopi ternyata juga dibutuhkan oleh manusia, dimana manusia membutuhkan asupan 400 - 500 mg kafein perharinya. Semua ini dikonsumsi tanpa tambahan apapun, termasuk gula, cream dan lain-lainnya ya.

Waktu yang direkomendasikan untuk menyeruput kopi ini adalah disaat dimana enzim dopamine dan enzim kortisol dalam tubuh menurun. Berkisar antara pukul 8 hingga 11 pagi, pukul 2 hingga 5 sore, dan setelah makan malam. Pernah dengar istilah coffee break dalam seminar-seminar atau kegiatan-kegiatan lain, waktunya sekitaran jam-jam tersebut bukan?

Saat ini juga yang sedang dikembangkan adalah Green Coffee, biji kopi mentah yang penyajiannya tanpa roasting. Ini juga baik untuk tubuh. Namun sisi negatifnya adalah banyaknya kandungan sulfur yang terdapat didalamnya, jadi untuk mengkonsumsinya harus dengan bimbingan para ahli, core of the core. Ohya, bagi kamu kamu yang punya gejala hipertensi, ngopinya harap dikurangi ya. 

Setelah bicara panjang lebar, bang Rez mempersilahkan para pengunjung untuk mengajukan pertanyaan. Karena ini judulnya coffee talk, jadinya obrolan dua arah akan menambah seru acara ini. Namun sejauh ini belum ada keluar pertanyaan dari para pengunjung, mungkin mereka "belum panas", atau mungkin terpookaw dengan bang Rez nya?, ataau tidak ngerti sama sekali ya. Hehehe.

Obrolan berlanjut kembali, kali ini bang Rez menjelaskan tentang tipe-tipe pengopi. Ada empat tipe pengopi yaitu pengikut, peminum, penikmat dan pecinta kopi. Kamu kamu, kaum yang mana? Yang tidak tahu tentang kopi awal mulanya hanya mengikuti rekan-rekannya nongkrong sambil ngopi, setelah itu naik level dengan mencicip-cicipi kopi dan menjadi peminum kopi. Setelah "terhipnotis" dengan kopi, maka naik level menjadi penikmat kopi, segala macam kopi bakal dicoba dan dirasakan, dan kemudian menjadi pecinta kopi.
"hmmmm, berdasarkan pembagian dari bang Rez ini, sepertinya saya berada dilevel peminum kopi, penikmat sunyi" -bikin level sendiri-
Obrolan dua arah baru terjadi beberapa saat kemudian, setelah beberapa pertanyaan yang dilontarkan bang Rez untuk memancing respon pengunjung. Akhirnya para pengunjung satu persatu mulai "buka mulut". Salah satu pertanyaannya adalah : apa itu kopi enak?
Kopi enak??
Beragam respon saut-menyaut mengisi ruangan Tarakan Brewing House. Ada yang menyebutnya kopi enak itu kopi yang gratis, kopi enak itu kopi yang laku, kopi enak itu kopi yang bisa bikin nongkrong lama, kopi enak itu adalah kopi yang bikin nagih, kopi yang enak itu kopinang kau dengan bismillah, eh. Banyak respon dari para pengunjung tentang pertanyaan simpel ini, dan semua itu benar, karena kopi bukan untuk diperdebatkan. 😎
"Kopi enak itu, adalah kopi yang digiling, bukan digunting."
Itu jawaban pamungkas dari bang Rez tentang apa itu kopi enak. Sontak saja, pernyataan tersebut mendapat angguk-angguk kekaguman penuh senyuman tanda setuju dari para pengunjung. Namun dibalik itu semua, tentu ada indikator bagaimana kopi itu disebut enak, bukan? Diantaranya adalah berasal dari biji kopi yang fresh dan dibuat dengan alat-alat yang bersih tentunya. Jika dua indikator ini belum terpenuhi, maka predikat kopi enak pun bisa diragukan adanya.


Acara selanjutnya adalah tanya jawab mengenai kopi. Beragam pertanyaan dilontarkan para pengunjung mengenai kopi dan sekitarnya. Sharing dua arah di sesi-sesi akhir ini menjadikan event ini lebih hidup. Lalu dilanjutkan dengan sesi terakhir, yaitu mencicipi kopi yang dibuat oleh Bang Rez. Gimana tu, ngerasain kopi yang dibuat oleh sang juara Indonesia Coffee Masters? Hmmmm ⛾. Sayangnya, saya tidak mengikuti acara ini sampai selesai, karena ada sesuatu hal yang mengharuskan saya untuk pulang. Namun coffee talk singkat ini setidaknya sudah menambah pengetahuan saya mengenai minuman yang paling digemari seantero jagat ini, meskipun bukan penikmat, apalagi pecinta. Dengan ini jadi semangat untuk menjelajah tempat-tempat ngopi dimana saya berada. Hehhe.

Mantul!


4 comments:

  1. Suka deh ma kegiatan yang bisa menambah wawasan gini. Biar makin mantap ya kak

    ReplyDelete
  2. Aku gak terlalu maniak kopi sih ya, paling minum kalo ngantuk aja.Baru tau juga kalo kopi tuh baiknya diminum jam-jam tertentu. Nice info kak.

    ReplyDelete
  3. Wahhh pengetahuan baru juga bagi saya nih, bang. Kopi banyak manfaatnya juga ya ternyata, asal tdk berlebihan aja yaa..

    ReplyDelete
  4. saya termasuk yang peminum kopi. itupun masih kopi yang digunting, bukan digiling. hehe

    ReplyDelete