Wednesday, October 3, 2018

Mengenal Tarakan Tempo Doeloe Lewat Museum Kembar

Judulnya masih dalam lingkup eksplor Tarakan. Tujuan kali ini adalah wisata edukasi dan sejarah. Yak, mana lagi kalau bukan museum! Seperti yang sudah saya jelaskan dibeberapa tulisan sebelumnya, museum akan masuk dalam list prioritas ketika saya berada di tempat baru. Kali ini targetnya adalah Museum Sejarah Perang dan Museum Sejarah Perminyakan Tarakan. Joom lah!
Museum Kembar Tarakan
Museum ini terletak di komplek Tarakan Islamic Center, di Kampung Empat. Berada di samping kanan Masjid Agung Baitul Izzah, museum yang berwarna putih ini terbagi menjadi 2 bangunan utama yang sama persis sehingga kerap disebut dengan Museum Kembar. Museum sejarah ini terbagi dalam dua, yang pertama adalah museum Sejarah Perminyakan dan Museum Sejarah Perang. Sebagaimana yang kita tahu, Tarakan termasuk daerah pioneer pengeboran minyak bumi yang dilakukan Belanda sejak awal 1900an. Karena kualitas minyak yang bagus ini pula Tarakan menjadi target daerah yang harus dikuasai "peserta" Perang Pasifik.
Mobil jadoel
Saat mulai masuk area museum, di sebelah kanan dekat gerbang masuk pagar, tiga mobil jadul terparkir rapi seolah menyambut kedatangan kita. Itu merupakan mobil-mobil kuno yang dahulu difungsikan sebagai angkutan umum era Tarakan jaman doeloe. Halaman museum lumayan luas, dengan bendera merah putih yang berkibar di tiang yang tegak di depan. Setelah membayar retribusi sebesar 5.000 rupiah kepada petugas jaga, saya memasuki museum ini. Museum pertama yang saya masuki adalah Museum Sejarah Perminyakan. Bangunan berbentuk kotak ini tanpa sekat di dalamnya, dan barang-barang yang dipamerkan disusun rapi ditiap-tiap bagian dalam museum. 

Ragam koleksi Museum Sejarah Perminyakan Tarakan

Barang-barang yang dipamerkan di dalam museum sejarah perminyakan ini adalah alat-alat yang digunakan untuk kelancaran pekerjaan diindustri perminyakan, detektor gas, alat-alat laboratorium, berbagai jenis mata bor (bit), production packer (salah satu alat produksi di bawah permukaan), alat penampung minyak dan sejenisnya, pakaian pekerja, alat-alat kantor seperti telepon dan mesin ketik jadoel, hingga alat pemadam api. Gambar-gambar kegiatan industri perminyakan sejak zaman dulu pada masa-masa awal eksplorasi juga dipamerkan di sini. Tak ketinggalan miniatur pompa angguk (sucker rod pump) dan maket gambaran industri minyak dari hulu sampai hilir bisa kita lihat disini.

Melalui maket yang dipamerkan, kita bisa lebih mengenal gambaran umum industri perminyakan. Dari awal pengeboran, produksi, pendistribusian, hingga pemanfaatan serta dampak bagi lingkungan sekitarkan. Museum memang sarana edukasi yang menyenangkan bukan? Barang-barang yang dipamerkan ini merupakan hibah dari perusahaan minyak yang beroperasi di Tarakan, Pertamina dan Medco yang bekerjasama dengan pemerintah Kota Tarakan. Sinergi yang epik yang menghasilkan pengetahuan yang apik.

Setelah dari museum perminyakan, saya lanjut ke museum sejarah perang dunia ke 2. Seperti yang sudah saya jelaskan secara singkat diatas, Tarakan yang memiliki kualitas minyak yang bagus menjadi target operasi yang harus dikuasai. Negara adidaya Jepang yang berhasil melakukan itu ditahun 1942. Tarakan merupakan daerah di Indonesia pertama yang dimasuki oleh Jepang. Maka sejak perang dunia kedua berlangsung, Tarakan juga tak luput dari dampak perang itu sendiri, bahkan sejarah mengatakan bahwa Tarakan adalah Pearl Harbour nya Indonesia! Bayangkan betapa mengerikannya suasana Bumi Paguntaka saat itu.

Ragam koleksi Museum Sejarah Perang Dunia II di Tarakan
Dan kini sisa-sisa perang dunia itu dihadirkan dalam bentuk pameran di museum sejarah perang dunia II. Sama seperti museum sejarah perminyakan di sebelah, museum ini tanpa sekat, barang-barang dipamerkan secara rapi yang disebar diseluruh bagian-bagian museum. Dua sepeda onthel tua menyambut kedatangan kita saat memasuki ruangan museum. Barang-barang yang dipamerkan merupakan barang-barang sisa perang berupa beragam jenis senjata, samurai, hingga pakaian perang milik tentara. Serpihan baling-baling pesawat tempur juga ada dipamerkan disini. Keramik-keramik lantai, piring-piring, prasasti dan uang-uang jaman dulu tak ketinggalan untuk dipamerkan.

Gambar-gambar yang diabadikan semasa pendudukan Belanda, Jepang, dan suasana perang dipamerkan bagai majalah dinding di dalam museum. Beberapa gambar lain bisa dilihat dialbum foto yang diletakkan di depan dekat buku tamu. Dua maket lokasi situs perang dunia (Situs Juata Laut dan Situs Bukit Peningki Lama) diletakkan di dekat sepeda ontel di bagian depan. Untuk diketahui, peninggalan-peninggalan sejarah perang tersebut, sebagiannya masih bisa kita lihat di beberapa tempat di Tarakan, contohnya situs perang di Bukit Peningki Lama dan Juata Laut yang terdiri dari bunker-bunker dan meriam-meriam, tugu Australia, Jepang, terowongan, pillbox, hingga bunker-bunker masih bisa kita lihat sisa-sisanya yang tersebar di beberapa tempat. Sambil membayangkan, betapa dahsyatnya dulu suasana perang yang terjadi di Tarakan, sampai akhirnya kita menikmati kemerdekaan kita seperti saat ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.

Yuk, ke museum!

12 comments:

  1. Thanks for info http://bit.ly/2vplrBi

    ReplyDelete
  2. Bisa nih masuk list kalo ngetrip ke Tarakan. Saya suka mengunjungi museum kalo tempat-tempat yang baru dikunjungi.

    ReplyDelete
  3. Museum Tarakan keren... Memang untuk belajar sejarah, museum adalah tempat yg OK bgts... Apalagi ada sejarah perang dan perminyakannya ya... Mamaci bgts reviewnya

    ReplyDelete
  4. Saya suka tempat bersejarah seperti ini, dan diartikel ini diberikan penjelasan mengenai tmpt wisata bersejarah tersebut, tarakan boleh juga utk dikunjungi ;)

    ReplyDelete
  5. Suka banget sama konten2 artikel di blog ini... Ulasan wisata beserta sejarah yg diulas sangat bermanfaat bangetttt... Setelah baca2 artikel dibatas ingin rasanya berkunjung ke Tarakan 😊👌

    ReplyDelete
  6. Wow, ternyata tarakan mempunyai cerita dan sejarah yang menarik, saya suka dengan museum museum yang berisi sejarah sejarah. Indonesia punya cerita. Makasih informasinya

    ReplyDelete
  7. Bgus, ayo galakkan berkunjung ke museum..... Kita butuh lebih bnyk yg ky gini. Khususnya yg ttg perang dunia 2.

    ReplyDelete
  8. Wahh... Kayanya keren nih museum nya, kira kira biaya parkirnya berapa ya klo berkuunjung kesana

    ReplyDelete
  9. Setelah membaca artikel ini,saya merasa ingin segera berkunjung kesana. Namun,apalah daya. Kesibukan terus menghampiri.

    ReplyDelete