Tuesday, September 13, 2016

Tanjung Tabalong, si Kental Hitam dan Batu "Rupiah"

Akhir agustus lalu, saya kembali dapat perintah kerja dari kantor. Kali ini lokasinya berada di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, tepatnya di Tanjung yang merupakan ibukota kabupaten. Karena sudah mendapat isu-isu pekerjaan disini sebelumnya, jadi saya sempat browsing dan tanya ke beberapa teman tentang daerah ini. Segala dikepoin, mulai dari daerahnya, tempat wisatanya, living cost, sampai keadaan kota. Hahaha, biar ada gambaran kan ya. 
Pelabuhan Kariangau
Perjalanan dimulai dari kota Balikpapan, jarak dari Balikpapan ke Tanjung sekitar 300an km dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam. Kami naik jasa travel dengan biaya berkisar 300 rb rupiah. Perjalanan ke Tanjung Tabalong diawali dengan menyeberang "membelah" Teluk Balikpapan menuju Kabupaten Penajam. Kami menyeberang dengan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau di Balikpapan. Ini kali pertama saya naik moda penyeberangan yang kaya di tipi-tipi gitu : penyeberangan Banten - Lampung, atau Jawa - Bali. Kali ini penyeberangannya Balikpapan - Penajam aja. Rada-rada excited gitu deh jadinya. Hahaha, ndeso
Pemandangan dari Sungai yang memisahkan Balikpapan - Penajam
Penyeberangan memakan waktu kurang lebih 60 menit. Setelah sampai di Penajam, mamang travel langsung tancap gas menuju Tanjung, katanya kalo tidak ada hambatan, dari Penajam ke Tanjung bisa ditempuh dalam waktu 6 jam saja. Saya tidak begitu menikmati perjalanan ini karena hari sudah gelap, dan matapun mengantuk, tambah lagi hujan yang membasahi bumi Borneo, cuaca pas untuk "meraih mimpi". Yang saya tangkap ketika sesekali terjaga dalam perjalanan adalah kiri kanan hutan borneo yang masih lebat dan asri (semoga terus menjadi paru-paru dunia ya). 

Ohya, dalam perjalanan ini si travel berhenti dua kali, yang pertama berhenti makan malam, dan berhenti berikutnya adalah berhenti untuk ngopi, karena travel masih akan terus berlanjut perjalanannya ketika sampai di Tanjung nanti. Jarak dari tempat berhenti untuk ngopi ke Tanjung sudah sangat dekat, dan alhamdulillah kami sampai dengan selamat. πŸ˜‡
 

Tanjung Tabalong,
Yap, ini kali pertama saya menginjakkan kaki di Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi dengan mayoritas didiami oleh suku asli Banjar yang terkenal dengan Martapura : pusat intan berlian terkenal Nusantara dan pasar terapungnya. Provinsi yang dialiri oleh Sungai Barito. Provinsi, provinsi apa lagi ya, itu lah yaa pokoknya. 

Peta Kabupaten Tabalong
Tanjung sendiri merupakan ibukota dari Kabupaten Tabalong, sebuah kabupaten yang berada di bagian utara Provinsi KalSel, sebelah barat dan utaranya berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah, dan sebelah Timurnya berbatasan dengan Provinsi KalTim. Kabupaten yang resmi berdiri pada tanggal 1 Desember 1965 ini memiliki sejarah yang panjang ternyata, hmm mungkin akan saya jabarkan nanti ya. 
Logo Kabupaten Tabalong
Penduduk Tanjung mayoritas beragama muslim, oleh karena itu, disini tidak susah bagi kita untuk menemukan masjid/mushola/langgar dalam jarak 5 km perjalanan kita bisa mendapati 2-3 tempat ibadah tersebut di sini. Pemerintah juga membangun masjid megah di Islamic Center Tabalong. Kabupaten ini dihuni oleh suku asli Banjar, dengan bahasanya yang agak mirip dengan bahasa melayu saya. Selain itu, juga terdapat suku dayak, dan beberapa lain yang merupakan pendatang. Tabalong juga memiliki bandara, yang terletak di Warukin, bandara kecil untuk penerbangan pesawat ATR sepertinya, namun sekarang pengoperasiannya dihentikan, dan kabarnya akan diaktifkan kembali setelah menunggu beberapa kajian dari pihak terkait. 
Pompa Angguk pada sumur-sumur migas tua di Tanjung - Tabalong
Dan, last but not least. Sumber daya alam : nah! seperti daerah-daerah lain di Kalimantan, Kabupaten Tabalong dianugerahi dengan limpahan cairan yang membuat dunia bisa perang, hahaha. Apalagi kalau bukan minyak dan gas, komoditi ini kerap menjadi sebab beberapa peristiwa besar di dunia. Ya, banyak sumur migas tua di kabupaten ini yang dikelola langsung oleh Perusahaan Migas milik Negara, dan disini lah lokasi tempat saya mengerjakan proyek dari kantor. Sumur migas di Tanjung Tabalong ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dahulu, ada ratusan sumur disini. Hasilnya juga dialirkan melalui pipa panjang sampai ke Refinery Unit 5 di Balikpapan sana untuk diolah menjadi bahan bakar minyak.
Tugu Obor, ikon Kota Tanjung
Dan gas nya ada yang dialirkan dan ada juga yang kembali digunakan sendiri oleh perusahaan, untuk pembangkit listrik dan untuk menghidupkan api Tugu Obor di tengah-tengah kota yang menjadi ikon Kota Tanjung. Selain itu Tabalong juga memiliki situs Batubara yang besar, dan banyak perusahaan-perusahaan besar dibidang batubara yang "main" disini. Meskipun saat ini industri batubara sedang "oleng", migas juga sih. Tapi kegiatannya tidak berhenti. Masih saja ada bus-bus yang tiap pagi dan sore mengangkut karyawan untuk diantarkan ke site kerja. Itu hasil mineral tambang migas. Tak hanya itu ternyata, Tanjung Tabalong memiliki SDA yang lain, hasil perkebunannya. Ada karet, sawit, cocoa. Ah, luar biasa pokoknya. Ini bisa menjadikan Kalimantan Selatan termasuk Provinsi kaya di Indonesia. 

Sekilas tentang Tanjung Tabalong, see you next time.

11 comments:

  1. Pernah lihat ini tempat gan, di Tabalong TV. Btw review nya mantap gan

    ReplyDelete
  2. enakjuga yah kerja sambil traveling, jadi keinget dulu pas di kalimantan lihat cewe-cewe banjar cakep cakep.

    ReplyDelete
  3. Duh mantul, jadi kepengen buat ke sana😁😁😁

    ReplyDelete
  4. Intannya boleh dibawa pulang nggak ? Auto kaya wkwkwk

    ReplyDelete
  5. Dulu pernah masuk media pemberitaan di televisi,
    Banyak sumber daya alamnya yg msh lom terexplore..
    Mudah2an pemerintah dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan rakyatnya..

    ReplyDelete
  6. Jujur di kalsel banyak banget perusahaan dan tambang2 batu bara. Kalo di daerah saya, banyak perkebunan sawit ama karet. Jadi setiap subuh2 biasanya ke kebun buat ngambilin karet nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bumi Kalimantan sejauh ini memiliki SDA paling banyak dibanding tempat lain di Indonesia.. bersyukur, dan manfaatkan dengan baik...

      Delete
  7. Saya suka membaca cerita pengalamanmu,, menarik perhatian

    ReplyDelete
  8. Ngikutin trus artikelnya mas...yang tadinya ga tw daerah sana.. Jadi udah tw sekarang. Thanks gan infonya... So bisa jadi bahan travelling

    ReplyDelete